Sukses

Bencana Kabut Asap, Data Air Visual: Udara di Palangkaraya Berbahaya

Berdasarkan US Air Quality Index (AQI) pada pukul 00.00 WIB, kualitas udara Palangkaraya tercatat di angka 553 kategori berbahaya dengan parameter PM2,5 konsentrasi 581 µg/m³.

Liputan6.com, Jakarta - Kualitas udara di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dinyatakan sangat berbahaya hari ini, Senin (16/9/2019). Data Air Visual menunjukkan, kualitas udara di Palangkaraya sangat tidak sehat atau berbahaya.

Berdasarkan US Air Quality Index (AQI), pada pukul 00.00 WIB, kualitas udara Palangkaraya tercatat di angka 553 kategori berbahaya dengan parameter PM2,5 konsentrasi 581 µg/m³.

Udara yang tidak sehat ini karena adanya kabut asap yang semakin tebal karena kebakaran hutan dan lahan.

Direkomendasikan, agar masyarakat tidak beraktivitas di luar ruangan atau membuka jendela. Warga juga diimbau menggunakan masker dan menghidupkan filter udara.

Diprediksi, kualitas udara di Palangkaraya masuk kategori berbahaya hingga 18 September 2019. Sementara, pada 19 hingga 21 September kualitas udara diprediksi membaik karena turun hutan.

Sementara di Pontianak, Kalimantan Barat, Air Visual juga menunjukkan kualitas udara yang buruk.

Berdasarkan US Air Quality Index (AQI), pada pukul 06.00 WIB, kualitas udara Pontianak tercatat di angka 154 kategori tidak sehat dengan parameter PM2,5 konsentrasi 61 µg/m³.

Sementara saat ini pukul 09.00 WIB kota paling tidak sehat di dunia adalah di Kuching, Sarawak, Malaysia. 

Berdasarkan US Air Quality Index (AQI), pada pukul 09.00 WIB, kualitas udara di Kuching tercatat di angka 248 kategori sangat tidak sehat dengan parameter PM2,5 konsentrasi 198 µg/m³.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.