Sukses

Anies Baswedan: Karya Seni di Ruang Publik Jangan Dirusak

Anies berharap, karya seni di ruang publik bisa menarik lebih banyak warga menggunakan transportasi umum.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengimbau, masyarakat Jakarta agar turut menjaga karya seni yang ada di ibu kota. Menurutnya, karya seni adalah hasil refleksi sehingga harus dihormati.

"Foto boleh, tapi jangan dirusak. Tambahi saja jangan (tak boleh), apalagi dikurangi. Jadi kalau melihat lukisan, misal lukisan itu warnanya menurut kita kurang, jangan ditambahi. Hormati. Karena itulah karya," kata Anies usai menghadiri pembukaan Jakarta Art Week di Stasiun MRT Istora Senayan, Jakarta Selatan, Senin 26 Agustus 2019.

Anies mengatakan, karya seni membuat orang yang melihatnya akan semakin reflektif. 

"Jadi kalau ada sebuah karya seni itu kesempatan untuk refleksi karena pembuatnya pun menghasilkan itu hasil refleksi. Tidak ada karya seni tidak lewat proses refleksi," ucap Anies.

Di pintu masuk stasiun MRT kini bisa dinikmati karya seni 10 perempuan. Dengan penempatan karya seni di ruang publik ini, Anies ingin, masyarakat Jakarta punya pengalaman baru setiap kali berada di ruang ruang terbuka.

"Kita ingin mengubah perjalanan rutinitas menjadi pengalaman yang lebih dengan kebaruan. Itu dilakukan dengan kolaborasi. Masyarakat memiliki kreativitas. Jadi ini adalah hasil kolaborasi dan kita mengundang seluruh komponen masyarakat dalam berbagai aspek melakukan kolaborasi ini," terang Anies.

Anies berharap, karya seni tersebut bisa menarik lebih banyak warga menggunakan transportasi umum.

"Insyaallah nanti kita kembangkan bukan saja meng-cover sekitar Sudirman-Thamrin tapi nanti bisa lebih luas lagi," jelasnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Karya Seni di Area Publik

Sementara Head of Business Group PT MRA, Iwet Ramadhan menyampaikan, dalam kegiatan ini pihaknya melibatkan 10 seniman perempuan. Karya 10 perempuan ini ditampilkan di 21 titik halte bus di Jakarta dan enam titik di pintu masuk stasiun MRT.

"Jadi tujuannya sebenarnya seperti arahan pak gubernur mengenai city 4.0, di mana adanya kolaborasi dari warga untuk pemerintah. Pemerintah menjadi fasilitator untuk infrastruktur dan juga regulasi tentunya, kita memberikan ide-ide kreatif untuk membuat kota ini menjadi bisa lebih dinikmati oleh masyarakat," kata Iwet.

Melalui karya seni di area publik ini, pihaknya ingin mengajak warga Jakarta bisa beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, misalnya MRT dan Transjakarta.

"Dengan adanya karya seni ini kita harapkan mereka jadi lebih menikmati proses jalan kaki di trotoar atau pedestarian yang sudah dibuat begitu baik di Jakarta ini," jelasnya.

 

Reporter: Hari Aryanti

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.