Sukses

Metro Sepekan: Pemeran Vina Garut Kena HIV hingga Cerita Pilu Paman Gendong Jenazah Keponakan

VN dan AK, dua pemeran dalam video syur Vina Garut, lewat kuasa hukumnya tengah melakukan upaya penangguhan penahanan.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus video syur Vina Garut dalam sepekan terakhir hingga kini masih menjadi perbincangan hangat. Bagaimana tidak, dalam video yang tersebar luas di media sosial terlihat adegan ranjang yang diperankan seorang perempuan bersama sejumlah laki-laki.

Berkat laporan masyarakat, para pelaku dalam video syur bertajuk Vina Garut tersebut akhirnya ditangkap dan tiga orang kini berstatus tersangka. Masing-masing VN (19), AK (31), dan WW (41). Sementara, dua lainnya masih buron. 

Dari info yang diterima Polres Garut, keduanya kabur ke Jakarta. Dari ketiga tersangka sebelumnya, satu orang belum dilakukan penahanan. AK yang merupakan mantan suami VN belakangan diketahui terjangkit virus HIV. 

Kabar terbaru kasus video syur Vina Garut, VN dan AK lewat kuasa hukumnya tengah melakukan upaya penangguhan penahanan. Alasan kesehatan menjadi pertimbangan. Lantas apa jawaban polisi?

Sementara itu, gempa yang mengguncang wilayah di Kabupaten Bogor, Jumat 23 Agustus 2019 terasa hingga Jakarta. Meski hanya beberapa saat, mereka yang tengah sibuk bekerja, teralihkan dengan getaran yang cukup kuat. 

Belakangan terungkap bahwa gempa yang terjadi di Bogor merupakan rentetan lindu yang pernah terjadi sebelumnya. Hingga Rabu, 21 Agustus 2019, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mencatat telah terjadi 76 kali gempa di wilayah Bogor. 

Kabar lainnya yang tak kalah menyita perhatian baru-baru ini adalah seorang paman yang menggendong jenazah keponakannya sendiri dari Puskesmas Cikokol, Tangerang, Banten. Aksi tersebut sengaja dilakukan lantaran permohonannya meminjam ambulans ditolak.

Berikut ulasan berita-berita metro yang paling banyak dicari pembaca Liputan6.com selama sepekan lalu:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Pemeran Video Syur Vina Garut Terjangkit HIV

Kepolisian Resor (Polres) Garut terus mengembangkan penyidikan kasus video syur threesome atau gangbang Vina Garut yang menghebohkan masyarakat.

Polisi telah menetapkan tiga tersangka, namun hanya dua yang ditahan. Salah satu pemeran video porno berinisial A tidak ditahan karena dinyatakan positif terjangkit penyakit human immunodeficiency virus (HIV).

Sementara VN (19) dan WW (41) dua pelaku lainnya, dinyatakan negatif.

"Tapi jangan salah, jika inkubasi dari virus HIV bertahan," ujar Kasatreskrim Polres Garut AKP Maradona Armin Mappaseng, di Mapolres Garut.

Polres Garut kini masih terus memburu dua pelaku lainnya, dari lima terduga pemeran adegan video Vina Garut .

"Terus kita kejar sama tim, kemarin infonya lari ke daerah Jakarta," ucap Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna .

Fakta lain yang berhasil diungkap, total lebih dari 50 video adegan ranjang dari telepon seluler milik tersangka AK yang bertajuk video syur Vina Garut berhasil ditemukan. 

3 dari 4 halaman

2. Kala Gempa Bogor Bikin Jakarta Berguncang

Menurut analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), jika ditinjau dari lokasi epicenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bermagnitudo 4 yang menggoyang Kota Bogor,  Jumat siang, 23 Agustus berjenis lindu dangkal akibat aktivitas sesar Citarik.

Tepatnya berada di darat pada jarak 101 kilometer barat daya Kabupaten Bogor-Jabar dengan kedalaman 5 kilometer. Lindu bahkan terasa hingga Jakarta. 

Salah satunya dirasakan Maria dan Novita, pegawai swasta di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/8/2019).

"Gempa... Gempa..." seru Maria. 

"Terasa goyang, meski kecil dan sebentar. Jadi sedikit pusing," kata Novita.

Gempa dangkal yang melanda Bogor juga dirasakan di sejumlah wilayah. Antara lain Ciptagelar dengan skala III Modified Mercalli Intensity (MMI), II-III MMI di Sukabumi, II MMI di Panggarangan Jatake, II MMI di Cikotok, II MMI di Bogor.

Rentetan gempa yang terjadi di Bogor rupanya sudah berulang kali terjadi. Terhitung sejak Sabtu, 10 Agustus 2019 lalu. Hal ini diungkap Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono kepada Liputan6.com, Jumat, 23 Agustus 2019. 

Bahkan menurutnya, gempa sudah terjadi hingga 76 kali sampai pada Rabu, 21 Agustus 2019.

Apakah gempa tersebut berbahaya? Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) I Gede Suantika menyebut gempa yang terjadi tidak berbahaya.

"Kalau gempa-gempa kecil ini dianggap sebagai gempa rintisan (fore shock), maka nanti datang gempa utama (main shock) yang magnitudonya paling besar, nah ini yang berbahaya," ucap Gede.

Meski begitu, dirinya meyakini di wilayah Kabupaten Bogor itu sangat kecil kemungkinan akan terjadi gempa utama yang besar.

4 dari 4 halaman

3. Kisah Pilu Paman di Tangerang Gendong Jenazah Keponakan

Kisah pilu melengkapi kesedihan keluarga Husein, bocah berusia 8 tahun yang tewas tenggelam di Sungai Cisadane, Jumat 23 Agustus 2019 lalu. Jenazah bocah malang itu terpaksa digotong sendiri oleh pamannya dari Puskesmas Cikokol, Tangerang, Banten karena tidak mendapat fasilitas ambulans.

Peristiwa bermula saat Husein dan temannya Fitrah (12) dilaporkan tenggelam di Sungai Cisadane. Husein ditemukan pada Jumat sore, sementara Fitrah baru ketemu malam harinya dalam kondisi meninggal dunia.

Husein langsung dilarikan ke puskesmas terdekat lantaran saat ditemukan dia sempat bernafas. Namun nyawanya tak terselamatkan karena terlalu banyak menelan air saat tenggelam.

Paman Husein berusaha mengikhlaskan kepergian keponakannya. Dia kemudian meminta Puskesmas memberikan pinjaman jasa ambulans untuk pengantaran jenazah, namun permohonannya ditolak.

Petugas Puskesmas beralasan, ambulans tersebut hanya diperuntukkan mengantar pasien sakit, bukan jenazah. Hal itu berdasarkan berdasarkan standar operasi prosedur (SOP) dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang D Liza Puspadewi meminta maaf kepada keluarga korban atas kejadian tersebut. Dia berkilah, hal tersebut terjadi karena kesalahpahaman petugas Puskesmas dalam pelayanan mobil ambulans.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.