Sukses

Atasi Macet Jakarta, Polda Metro Lebih Setuju Penerapan ERP Ketimbang Ganjil Genap

Menurut Polda Metro, penerapan jalan berbayar akan membuat pengemudi beralih ke moda transportasi umum.

 

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta telah berusaha mencari cara guna mengurangi kemacetan dan juga polusi udara di ibu kota Jakarta. Salah satunya pernah menggunakan cara Electronic Road Pricing (ERP), dan kini sistem Ganjil Genap.

Terkait hal itu, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya lebih setuju apabila Jakarta menggunakan sistem ERP untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara.

"Lebih bagus ERP. (Alasannya?) ERP itu secara konseptual adalah membatasi kendaraan dengan menggunakan metode yang lebih mudah dan tidak ada kualifikasi siapa saja. Tak terkecuali mobil ganjil genap, kendaraan umum, kendaraan pribadi," kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Muhammad Nasir usai dihubungi merdeka.com, Kamis (22/8/2019).

Katanya, dengan adanya ERP diharapkan mengatasi masalah kemacetan. Sebab, masyarakat atau pengguna kendaraan akan berpikir lebih untuk melewati ERP.

"Dengan berbayar orang akan mengurangi biaya. Kenapa, dengan berbayar itu orang akan berpikir saya tidak lewat situ berbiaya. Apalagi sekali masuk 50 ribu, nggak jadi kan," ujar Nasir.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kas dari ERP untuk Pembangunan

Selain itu, lanjut Nasir, manfaat ERP pun sangat banyak. Nasir mencontohkan, biaya pemasukan ERP dapat digunakan untuk pembangunan daerah dan lain sebagainya.

"Jadi biaya operasional ERP itu bisa pembangunan daerah, misalnya subsidi angkutan umum gratis, misalnya itu salah satu pemanfaatan ERP. Dengan kondisi tersebut orang akan mengatakan kendaraan umum saja, lebih mudah, lebih murah, efektif, lebih mudah dan nggak ribet konsep dasarnya itu, dasarnya," pungkasnya.

Reporter: Ronald Chaniago

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.