Sukses

Usulan Pimpinan MPR 10 Orang, Surya Paloh: Kenapa Tidak 50

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengaku menerima usulan pimpinan MPR yang awalnya 5 orang menjadi 10 orang.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengaku menerima usulan pimpinan MPR yang awalnya 5 orang menjadi 10 orang. Bahkan, Surya Paloh menilai baiknya lebih dari 10 orang untuk bangsa ini.

"Untuk bangsa ini, kalau itu perlu, sayang kalau 10. Kenapa tidak 50 ya? Supaya lebih banyak," kata Surya Paloh usai menghadiri pernikahan putra Ketua Ketua DPR Bambang Soesatyo di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (19/8).

Sebelumnya, Partai Gerindra setuju dengan wacana penambahan pimpinan MPR dari lima orang menjadi 10 orang. Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, tak ada masalah jika jumlah pimpinan MPR bertambah karena MPR beda dengan DPR.

"Saya kira itu enggak ada masalah, kan saya kira itu pimpinan MPR, bukan DPR. Kan beda. MPR lebih kepada upaya kita untuk menyosialisasikan empat pilar seperti UUD 45, Pancasila. Jadi kalau itu dilakukan secara bersama-sama pun enggak masalah," jelasnya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (19/8).

Namun usulan ini menurutnya masih sebatas wacana. Perlu dilakukan komunikasi politik dan dapat disepakati jika diputuskan bersama.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Sejalan Reformasi Birokrasi

Sementara itu, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera menilai usulan ini tak sejalan dengan reformasi birokrasi. Dia menilai penambahan pimpinan MPR dapat membebani keuangan negara. Namun pendapatnya ini merupakan pendapat individu, bukan sikap resmi PKS. Sikap resmi PKS akan dikeluarkan Ketua Fraksi PKS.

"Dalam organisasi tetap saja bisa membebani keuangan negara, bisa membuat orang jadi jabatan besar tapi fungsinya kurang," ujar dia.

Reporter: Ronald Chaniago

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.