Sukses

4 Fakta Penyerangan Polsek Wonokromo

Anggota Polsek Wonokromo Aiptu Agus Sumartono dan anggota piket reskrim Polsek Wonokromo Briptu Febian diserang mendadak seorang pria yang diketahui sebagai IM, Sabtu, 17 Agustus 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Polsek Wonokromo Aiptu Agus Sumartono dan anggota piket reskrim Polsek Wonokromo Briptu Febian mendapat serangan dengan senjata tajam dari pria yang diketahui sebagai IM pada Pada Sabtu, 17 Agustus 2019. Akibatnya, mereka harus dirawat di UGD RKZ Surabaya. Korban menderita luka di tangan, pipi sebelah kanan dan kepala bagian belakang.

Kabid Humas Polda Jatim Frans Barung menuturkan, sekitar pukul 16.45 WIB, pelaku berpura-pura sebagai pelapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Akan tetapi, masih belum jelas apa yang hendak dilaporkan.

"Saat itu, pelaku langsung menyerang korban dengan sajam (senjata tajam-red) hingga terkena tangan dan kepala," ujar Barung, Sabtu, (17/8/2019).

Berikut beberapa fakta peristiwa penyerangan anggota Polsek Wonokromo, Surabaya yang dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Motif Belum Diketahui

Sampai saat ini, motif dari pelaku penyerangan anggota polisi di Polsek Wonokromo, Surabaya yang diketahui berinisial IM belum diketahui. Hal ini disampaikan oleh Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho.

"Saat ini pelaku sedang diinterogasi. Motif sedang didalami dan nanti dijelaskan," katanya di sela-sela meninjau tempat kejadian perkara (TKP) di Mapolsek Wonokromo, dilansir Antara.

Sementara itu, setelah peristiwa tersebut Mapolsek Wonokromo dijaga ketat oleh anggota Kepolisian dan tidak sembarang orang bisa masuk.

Sejumlah warga juga terlihat berkerumun untuk melihat dari dekat situasi di sekitar markas polisi yang bersebelahan dengan Terminal Joyoboyo tersebut.

3 dari 5 halaman

Pelaku Dibawa Densus

Pria berusia 30 tahun berinisial IM, pelaku pembacokan Aiptu Agus anggota SPKT Polsek Wonokromo dan anggota piket reskrim Briptu Febian, saat ini dibawa oleh Densus 88.

Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho menjelaskan, Densus 88 saat ini tengah menyelidiki IM dan jaringan terorisnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera menambahkan, pelaku berinisial IM saat ini dibawa oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.

"Sementara diduga melakukan amaliyah. Indikator amaliyah itu dari pembelajaran yang disampaikan pelaku tadi," ujar Barung.

Barung menegaskan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan secara komprehensif kepada terduga teroris. "Pelaku penyerangan itu perseorangan," ucap Barung.

4 dari 5 halaman

Diduga Belajar Terorisme Lewat Facebook Aman Abdurrahman

Pelaku pembacokan Aiptu Agus anggota SPKT Polsek Wonokromo dan anggota piket reskrim Briptu Febian, Imam Mustofa (IM) diduga mempelajari terorisme melalui konten Aman Abdurrahman.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan dari pemeriksaan sementara pelaku diketahui belajar dari medsos. "Pelaku belajar dari media sosial Facebook," tegas Barung, Sabtu (17/8/2019).

Barung Mangera menyampaikan, pelaku berinisial IM saat ini dibawa oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri dari Polsek Wonokromo.

"Sementara diduga melakukan amaliyah. Indikator amaliyah itu dari pembelajaran yang disampaikan pelaku tadi," tutur Barung, Sabtu (17/8/2019).

Barung menegaskan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan secara komprehensif. "Pelaku penyerangan itu perseorangan," ucap Barung.

5 dari 5 halaman

Polisi Periksa Istri dan Anak Pelaku

Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri membawa seorang perempuan berinisial F, yang diduga istri dan dua anak pelaku IM. Hal itu dilakukan usai mengembangkan penyidikan di rumah kos pelaku yang berlokasi di jalan Sidosermo IV gang I nomor 10 A, Surabaya.

IM diketahui, 10 hari lalu berangkat dari tempat tinggalnya di Sumenep menuju ke rumah kos di Surabaya, dengan menggunakan angkutan umum bus. Pelaku yang menyerang anggota Polsek Wonokromo dikenal pendiam dan jarang berkomunikasi dengan warga sekitar. Bahkan akhir-akhir ini, pelaku terlihat makin keras tentang pemahaman keagamaannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.