Sukses

The 3rd World Irrigation Forum & 70th International Executive Council Meeting Akan Digelar di Bali

Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam gelaran The 3rd World Irrigation Forum (WIF) & 70th International Executive Council Meeting (IECM) pada 1 – 7 September 2019 di Bali

Liputan6.com, Jakarta Saat ini, dunia termasuk Indonesia, menghadapi tantangan di sektor air, makanan, dan energi, seperti peningkatan populasi yang besar, degradasi lingkungan, dan juga berbagai macam masalah global yang secara simultan mempengaruhi pengembangan dan pengelolaan sumber daya air. Semua tantangan telah memicu permintaan untuk agenda implementasi menuju pengembangan dan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan, yang mencakup konservasi sumber daya air, pemanfaatan, juga pencegahan dan pengendalian daya rusak air.

Lebih jauh, semua tantangan itu mempengaruhi irigasi, yang juga merupakan bagian dari sistem sumber daya air. Saat ini Indonesia memiliki total wilayah irigasi sebesar 7,1 juta hektar, yang terdiri dari sistem irigasi permukaan dan dataran rendah. Jumlah ini relatif kecil dibandingkan dengan populasi di Indonesia sekitar 250 juta orang. Angka ini menunjukkan bahwa keberlanjutan irigasi menjadi salah satu agenda penting untuk diatasi.

Pemerintah Indonesia periode 2014-2019 telah menetapkan visi dan misi yang disebut Agenda Nawacita, salah satu agendanya adalah mencapai kemandirian ekonomi dengan mengembangkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Ketahanan pangan sebagai sektor strategis akan dicapai dengan peningkatan produksi pangan melalui pembangunan irigasi baru seluas 1 juta hektar, rehabilitasi irigasi 3 juta hektar pada sistem irigasi yang ada, peningkatan operasi dan pemeliharaan, serta peningkatan peran partisipatif petani. 

Sejalan dengan hal itu, Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam gelaran The 3rd World Irrigation Forum (WIF) & 70th International Executive Council Meeting (IECM) pada 1 – 7 September 2019 di Bali yang mengundang delegasi dari seluruh negara di dunia. 

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono berharap acara ini dapat menjadi forum yang baik untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi khususnya dan manajemen sumber daya air pada umumnya. “Kami berharap bahwa berbagai topik menarik akan menyoroti isu-isu penting dan membuat forum untuk diskusi terbuka, merumuskan perspektif inovatif dan cara-cara baru untuk memahami teknologi masa depan menuju pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan sistem irigasi dan drainase,” ujarnya.

 

Acara ini bertujuan untuk mempertemukan semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam irigasi multi-disiplin ilmu dan semua skala, termasuk pembuat kebijakan, pakar, lembaga penelitian, organisasi non-pemerintah, dan petani. Forum ini menyediakan platform untuk komunitas irigasi dunia dan profesional pembangunan yang tertarik untuk menemukan solusi untuk masalah-masalah yang mengganggu pertanian irigasi, pada saat menghabiskan sumber daya air tawar sebagai akibat dari pemanasan global dan perubahan iklim.

Forum ini diharapkan dapat merangsang dan mempromosikan diskusi multi-disiplin menuju solusi berkelanjutan untuk pengelolaan air di pertanian melalui: Pertukaran kebijakan irigasi terbaru dan drainase, praktik, inovasi dan teknologi; Menggali dan merumuskan proposal antar-disiplin yang konkret; Pengembangan penghubung/kolaborasi antara berbagai lembaga/organisasi nasional/internasional/sektor swasta yang bekerja untuk pertanian irigasi; dan Advokasi untuk komitmen politik.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini