Sukses

4 Pernyataan BIN Terkait Enzo Zenz Allie yang Dituding Terpapar Radikal

Menurut Juru Bicara BIN Wawan H Purwanto, Enzo Zenz Allie sudah lolos di dalam 9 tes masuk Akmil.

Liputan6.com, Jakarta - Pemuda blasteran Indonesia-Prancis yang lolos seleksi Akademi Militer (Akmil) TNI mendadak sering diperbincangkan. Hal tersebut sejak video yang diunggah TNI Angkatan Darat, Senin, 5 Agustus 2019, mengenai pemuda bernama Enzo Zenz Allie itu viral.

Sebelum mengikuti seleksi Calon Taruna Akmil TNI, Enzo Zenz Allie pernah mengutarakan keinginannya untuk menjadi seorang anggota militer kepada guru kimianya, Deden Ramdani di kelas 11 SMA Boarding School Al Bayan.

Namun belakangan, Enzo Zenz Allie dituding berpaham radikal karena dalam media sosialnya ditemukan sebuah fotonya memegang bendera hitam berlafaz, "Laillahailallah" yang berkibar.

Enzo pun dituding terafiliasi dengan gerakan transnasional yang menginginkan berdirinya kekhilafahan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Karena, HTI kerap menggunakan lafaz tauhid tersebut dalam setiap kesempatan aksinya.

Meski begitu, Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) sendiri tidak mau terjerumus dalam sebuah fitnah yang menuding taruna berbakat itu sebagai kelompok ekstremis.

Juru Bicara BIN Wawan H Purwanto, Enzo Zenz Allie sudah lolos di dalam 9 tes masuk Akmil.

Berikut 4 pernyataan BIN soal Enzo Zenz Allie yang diduga terpapar radikalisme dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Tak Mau Terjerumus Fitnah

Tudingan radikal terhadap teruna Akmil blasteran Prancis, Enzo Zenz Allie menurut Juru Bicara BIN Wawan H Purwanto haruslah objektif.

Menurut dia, BIN sendiri tidak mau terjerumus dalam sebuah fitnah yang menuding taruna berbakat itu sebagai kelompok ekstremis.

"Karena kita juga tidak ingin terjebak di dalam sebuah asumsi saja, apalagi fitnah. Jadi semua ini harus objektif dan harus juga mendekati (menggali) dari semua pihak," ucap Wawan.

Dia mengatakan, keterangan terkait Enzo bisa digali melalui pihak keluarga dan orang terdekatnya. Di samping juga komunitas-komunitas yang pernah ia ikuti.

 

3 dari 5 halaman

2. TNI Tak Boleh Cacat Ideologi

Wawan juga menegaskan, mental ideologi TNI tak boleh melenceng dari Pancasila. Termasuk calon taruna Akmil TNI blasteran Enzo Zenz Allie.

"Seorang perwira tak boleh cacat ideologi atau mengimani ideologi yang berbeda dengan Pancasila," kata Wawan.

Oleh karena itu, lanjut dia, TNI perlu melakukan verifikasi lebih detail. Enzo Zenz Allie harus steril dari ideologi selain Pancasila.

Menurut dia, ideologi yang menyimpang dari Pancasila rentan terpapar ke masyarakat, khususnya pemuda. Bahkan, aparat penegak hukum berpotensi menjadi sasaran paham radikalisme.

"Seperti di Jantho, Aceh. Ada aparat yang memiliki paham radikalisme, kemudian langsung dipecat. di Poso juga ada, hal itu menunjukkan bahayanya jika perekrutan tidak steril," ucap Wawan.

 

4 dari 5 halaman

3. Enzo Lulus Tes Akmil

Wawan juga menyebutkan, Enzo Zenz Allie sudah lolos di dalam 9 tes masuk Akmil.

"Begini, kita tidak melihat apa hal ini sebagai kecolongan atau pun demikian. Tapi intinya adalah semua saling mengingatkan," ucap Wawan.

Wawan pun menegaskan, secara prinsipil Enzo berhasil lolos dari seleksi yang begitu ketat masuk Akmil tersebut.

"Termasuk (lolos) dalam wawancara, mental ideologi, fisik, jasmani, kesehatan jiwa, psikotes dan lain-lain dia lolos," ungkap Wawan.

 

5 dari 5 halaman

4. Serahkan ke TNI

Menurut Wawan, penanganan Enzo Zenz Allie akan diserahkan kepada pihak TNI. Baik itu terkait verifikasi akan latar belakang Enzo, maupun pembinaan jika terbukti Enzo terpapar ideologi tertentu.

"Jadi tetap akan dikembalikan kepada pihak yang melakukan seleksi itu, dan semua menunggu. Tetapi secara prinsip tetap dilakukan pembinaan-pembinaan kepada Enzo, karena Enzo masih muda dan punya bakat dan juga spirit, serta mental perjuangan yang tinggi," jelas Wawan.

Namun begitu, menurut dia, BIN selaku komite intelijen pusat pastinya akan memberikan rekomendasi tertentu kepada TNI.

"Pasti di situ memberikan masukan dan dibicarakan. Tapi semuanya itu dikembalikan kepada pihak panitia seleksi itu untuk mengambil langkah-langkah pembinaan," tegas dia.

 

(Reynaldi Hasan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.