Sukses

3 Celotehan Megawati saat Pidato Politik di Kongres V PDIP

Memulai pidato politiknya di Kongres V PDIP, Megawati Soekarnoputri menyampaikan duka atas wafatnya Kiai Maimun Zubair.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik di Kongres V PDIP.

Kongres V PDIP ini digelar di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar, Bali mulai hari ini, Kamis (8/8/2019) hingga 11 Agustus 2019 mendatang.

Pembukaan kongres ini dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil Presiden terpilih 2019-2024 Ma'ruf Amin, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan lain-lain.

Memulai pidato politiknya, Megawati menyampaikan duka atas wafatnya Kiai Maimun Zubair, Selasa 6 Agustus lalu.

Presiden ke-5 RI itu tak kuasa menahan isak saat menyampaikan duka atas kepergian ulama kharismatik tersebut. Menurutnya Indonesia kehilangan tokoh pemersatu.

Selain itu, dengan gaya khasnya, putri kandung Presiden pertama RI Sukarno tersebut meminta jatah menteri yang banyak kepada Presiden terpilih Jokowi.

Berikut 3 celotehan Megawati Soekarnoputri saat berpidato politik di Kongres V PDIP dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cerita Tolak 10 Menteri dari SBY

Megawati mengaku pernah diajak untuk bergabung di pemerintahan saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tawaran koalisi tersebut terjadi saat dia bertemu dengan SBY.

"Saya ditawari 8 atau 10 menteri. Saya tolak. Hidup juga (PDIP) 10 tahun," ujar Megawati

Megawati menyatakan, keputusan PDIP saat itu bulat untuk menjadi koalisi. Dia mengaku kala itu banyak diprotes para kader yang menginginkan PDIP masuk koalisi.

"Saya tegaskan, kalau lo ingin jadi menteri, keluar dari PDIP. Ga jadi menteri ga patheken," ucap dia.

Beda dulu, beda sekarang. Megawati memastikan kader PDIP akan ada di kabinet pemerintahan Jokowi.

"Kita partai pemenang wajar kalau ada kader PDIP jadi menteri," jelasnya.

 

3 dari 4 halaman

Minta Jatah Menteri Terbanyak

Dalam pidatonya, Megawati meminta jatah kursi menteri kepada Presiden Jokowi yang hadir dalam acara Kongres V PDIP tersebut.

"Ini di dalam kongres partai, bapak presiden, saya minta dengan hormat PDIP akan masuk dalam kabinet dengan jumlah menteri yang harus terbanyak," kata Megawati.

Ucapan Megawati tersebut lalu sambut riuh para peserta kongres. Mega juga tersenyum dan mengacungkan dua ibu jarinya."Itu baru namanya pukul," kata Mega lalu tersenyum.

Megawati menyatakan, permintaan menteri yang banyak kepada Presiden Jokowi karena partainya merupakan partai pengusungnya di Pilpres 2019 dan pemenang Pemilu 2019.

"Jangan ya, kalau nanti Ibu Mega saya kira karena PDIP sudah banyak pemenangan sudah ada di DPR, nanti saya kasih cuma 4 ya. Emoh, tidak mau, tidak mau, tidak mau," kata dia.

"Iya dong. Orang yang nggak dapat saja minta. Hore, hore, hore," kata Megawati disambut riuh peserta kongres.

 

4 dari 4 halaman

Singgung Kemenangan Telak Jokowi-Ma'ruf Amin

Megawati menyinggung kemenangan telak Jokowi-Ma'ruf di Jawa Tengah. Bahkan, di hadapan Prabowo Subianto, Megawati membocorkan strategi kemenangan di Pilpres 2019.

Megawati pun merasa aneh dengan rencana Prabowo-Sandiaga mendirikan posko di Jawa Tengah. Jawa Tengah diketahui merupakan kandang banteng.

"Bikin posko, saya mikir, gue datangin juga nih si Bowo, sorry, iya dong jengkel dong, orang sudah tahu itu tempatnya banteng kok," ucap Megawati.

Dalam Pilpres 2019, Jokowi, kata Megawati juga sempat bertanya tentang keadaan Jawa Tengah tersebut. Namun, Megawati meyakinkan Jokowi, kandang banteng akan aman.

"Kalem, saya bilang, pak kalau dia enggak ngerumput pak, dia cari makan, nanti pak, ketum turun di Jateng. Saya cuma perintahnya ini, kalian itu banteng udhu (bukan), banteng bu, yen ngono berenti merumput gosok tanduk kamu," tutur Megawati.

Megawati menjelaskan, pertarungan di Jateng cukup melelahkan. Dia pun menyinggung rencana Prabowo yang ingin menggempur Jawa Tengah itu.

"Aduh capek juga loh pak, situ sih bikin-bikin capek saya," kata Megawati lagi.

Diketahui, pada Pilpres 2019, pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapatkan total 16.825.511 suara. Sementara, pasangan Prabowo-Sandi hanya memperoleh suara 4.944.447 suara. Mereka terpaut selisih sekitar 11,8 juta suara.

Mantan Presiden kelima RI itu bercerita bahwa para timses Jokowi-Ma'ruf merasa mampu menang di Jawa Barat dan Banten. Padahal, dua provinsi itu merupakan basis massa kuat Prabowo.

Namun Megawati bersikap realistis. Dia hanya ingin mempertahankan Jawa Tengah.

"Banten bisa menang, ini anak-anak Jawa Barat bilang bisa menang, saya bilang berhenti dulu deh, Jabar, Banten menang, ntar dulu deh, yang jadi barometer itu makanya pindah posko itu Jawa Tengah, tempat banteng," tambah Megawati.

(Reynaldi Hasan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.