Sukses

Polri Optimis Bisa Ungkap Kasus Penyerangan Novel Baswedan

Polisi telah bekerjasama dengan Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Dukcapil) dan tim Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) yang memiliki peralatan canggih.

Liputan6.com, Jakarta - Tim teknis pemburu pelaku penyerangan terhadap Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan masih terus bekerja. Kasus penyiraman air keras ini terjadi pada 11 April 2017 lalu yang menyebabkan kerusakan parah pada matanya.

Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal mengatakan, pihaknya optimis bisa mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Terlebih, untuk melihat pelaku dari Closed Circuit Television (CCTV) dan sketsa wajah.

"Kita sedang bekerja, tidak boleh pesimis, harus coba lagi, strategi lagi, kita optimis," kata Iqbal di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2019).

Selain itu, Iqbal mengaku, dalam mengungkap kasus ini pihaknya tak henti-henti mengeksplor tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa para saksi. Karena TKP tersebut hal yang penting untuk menemukan barang bukti.

"Terus juga kita akan mendalami kembali pendalaman CCTV, karena CCTV itu merupakan hal yang sangat penting kali ini karena tim teknisnya lengkap komprehensif, dari semua personil terbaik poin yang harus kita dalami selain saksi, CCTV gitukan," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga telah bekerjasama dengan Dinas Kependudukan Catatan Sipil (Dukcapil) dan tim Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) yang memiliki peralatan canggih.

"Dari CCTV itu kita petakan, sketsa wajah yang sudah pernah diekspolore kepada masyarakat, masyarakat juga kita akan kembali analisa, dan dukcapil karena orang-orang yang saya kira identik terdekat, ini yang kita elaborasikan," ungkapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Minta Bantuan Polisi Australia

Mantan Wakapolda Jawa Timur ini menegaskan, akan kembali meminta bantuan Kepolisian Australia. Hal itu untuk melakukan pemeriksaan CCTV yang merekam saat kejadian tersebut.

"(CCTV enggak jelas) Itu tadi kita perbaikin, nanti kalau misalkan perlu pendalaman lagi, bisa saja kita akan kembali meminta bantuan dari Kepolisian Australia. Intinya pendalaman kembali kepada TKP, CCTV, sketsa wajah dan kerjasama," tegasnya.

Ia mengaku, akan mengungkap kasus ini dengan cepat dan bahkan selesai sebelum waktu yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo, yakni tiga bulan. Karena, tim teknis saat ini, diklaim sebagai tim yang terbaik.

"Bukan hanya CCTV, nanti banyak langkah awal ini yang kita kerjakan. Tim ini kan tim terbaik, jadi akan mengembangkan dari subtim-subtim yang lain. Kalau ditanya kepada saya sebagai juru bicara, tim ini tidak berkata pesimis, kita optimis akan ungkap. (Sesuai target Presiden) Kalau kita secepatnya sesegera mungkin, itulah prinsipnya," pungkasnya.

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.