Sukses

Cerita Bisnis Pangkas Rambut JK yang Bangkrut Akibat Demam The Beatles

JK mengakui, pangkas rambut miliknya tidak memiliki inovasi sama sekali.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK curhat tentang bisnis pangkas rambut miliknya di Makassar yang gulung tikar. Padahal saat itu bisnisnya sempat melejit.

Hal itu disampaikan JK kepada peserta Seminar Market Outlook Bank Mandiri di Ritz Calton, Jakarta Pusat, Rabu (7/8/2019).

JK mengakui, pangkas rambut miliknya tidak memiliki inovasi sama sekali. Tak seperti pangkas rambut di Jakarta, lokasi usahanya tidak memiliki pendingin ruangan atau AC. Bahkan handuk yang digunakan tidak pernah diganti.

Hingga akhirnya usaha tersebut bangkrut saat 'demam' The Beatles menjangkiti pemuda di Makassar. Saat itu, tidak ada laki-laki yang memangkas rambut di tempatnya. Padahal biasanya pelanggan cukur rambut dua pekan sekali.

"Muncul the beatles sehingga semua orang jadi rambut gondrong. Tukang cukur enggak laku lagi, dari orang cukur tiap 2 minggu sampai cukurnya tiap 6 bulan sekali. Langsung mati saya punya barber shop," kata JK.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bisnis Telekomunikasi Gulung Tikar

JK kemudian beralih ke bisnis telekomunikasi KSO pada 1990. Saat itu, pemasangan telepon kabel di kawasan Indonesia timur cukup pesat. Nilai investasinya lebih dari 400 juta USD. Bisnis tersebut pun laku keras.

Tetapi begitu masuk era 2000-an, bisnis yang digelutinya kembali gulung tikar karena tidak mendengarkan masukan seorang profesor yang ditemui saat seminar di Bandung. Era telekomunikasi dengan jaringan kabel mulai kalah dengan munculnya telepon genggam.

"Saya tidak percaya. Saya jalani terus telepon dengan yang pakai kabel. Dan begitu masuk ke tahun 2000-an enggak ada lagi yang pakai telepon, dan saya rugi," ungkap JK.

Dari dua pengalaman tersebut, JK pun menjelaskan teknologi dalam bidang bisnis sangat menentukan arah ke depan. Jika tidak percaya, maka akan kesulitan.

"Sama dengan kesulitan yang saya alami. Investasi begitu besar tapi kemudian mubazir, yang rugi juga telkom karena kita bekerja sama," kata JK.

 

Reporter: Intan Umbari

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.