Sukses

Resolusi Rendah, FBI Tak Mampu Analisis CCTV Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Kini, alat bukti berupa video rekaman pembunuhan siswi siswi SMK itu sudah dikembalikan ke penyidik.

Liputan6.com, Bogor - Ahli digital forensik Federal Bureau Investigation (FBI) tidak berhasil menganalisis rekaman CCTV pembunuhan siswi SMK Baranangsiang Bogor, Andriana Yubelia Noven Cahya.

Kapolresta Bogor Kota Kombes Hendri Fiuser mengungkapkan, alat canggih yang dimiliki biro investigasi dari Negeri Paman Sam tidak mampu mengidentifikasi wajah pelaku. Hal itu karena resolusi gambar video detik-detik pembunuhan gadis berusia 18 tahun ini terlalu rendah.

"Tidak bisa untuk mengurai wajah pelaku di rekaman CCTV karena resolusinya terlalu rendah," kata Hendri, Selasa (6/8/2019).

Kini, alat bukti berupa video rekaman pembunuhan siswi kelas XI itu sudah dikembalikan ke penyidik. Menurutnya, rekaman video tersebut tidak akan dijadikan acuan dalam proses pengungkapan kasus pembunuhan gadis berkacamata itu.

"Rekaman CCTV itu hanya untuk memudahkan (penyelidikan) saja. Kalau itu tidak bisa ya pakai cara lain," kata dia.

Hendri mengatakan, penyidik sedang bekerja semaksimal mungkin untuk mengungkap kasus pembunuhan siswi SMK Bogor, yang sempat mentok tak menemukan titik terang.

"Kasat Reskrim yang baru report ke saya sudah ada progres dan sedang dikerjakan. Kelihatannya ada cahaya di titik gelap," ujar Hendri.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Minta Bantuan FBI

Sebelumnya, polisi meminta bantuan ahli digital forensik FBI untuk mengidentifikasi wajah pelaku yang terekam kamera CCTV di lokasi kejadian.

Alat canggih yang dimiliki FBI ini disebut mampu memperjelas tampilan dari sebuah video sehingga diharapkan dapat mengungkap wajah pelaku pembunuhan siswi kelas XI itu.

Sebab, polisi kesulitan mengidentifikasi pelaku karena kualitas gambar di rekaman CCTV yang terpasang di dekat lokasi penusukan, resolusinya sangat rendah.

Dari 30 orang saksi yang telah diperiksa pun polisi tidak mendapat petunjuk. Karena tidak ada saksi yang melihat dan mendengar pada saat peristiwa terjadi. Alhasil, polisi ragu menyebar sketsa wajah pelaku.

"Foto profile wajah pelaku sudah jadi sebenarnya, namun kita harus membandingkan lagi dengan saksi dan CCTV supaya jangan sampai salah," ungkap Hendri.

Salah seorang pria berinisial S, yang tak lain mantan kekasih gadis yang akrab disapa Noven, sempat diamankan polisi. Karena tak cukup bukti, pria tersebut kemudian dilepaskan.

Polisi juga sempat memeriksa laptop, telpon genggam hingga media sosial Noven. Namun tak ada petunjuk mengarah ke siapa pelakunya.

"Di gagang senjata tajam untuk menikam korban pun tidak ditemukan sidik jari pelaku," ujar Hendri.

Karenanya, polisi meminta bantuan FBI untuk mengidentifikasi wajah pria penusuk Noven yang terekam CCTV dengan alat canggih yang dimilikinya.

Siswi SMK Baranangsiang Bogor, Adriana Yubelia Noven Cahya ditusuk di Jalan Riau, Kota Bogor, Jawa Barat pada Selasa 8 Januari 2019, saat pulang dari sekolah. Korban akhirnya tewas di rumah sakit akibat mengalami luka tusukan di dada.

Dari rekaman CCTV, terlihat pelaku menusuk korban di sebuah gang yang sepi samping kosannya. Pelaku yang sudah menunggu kedatangan korban, lalu menusukkan senjata tajam di bagian dada kiri. Korban kemudian terkapar, sedangkan pelaku langsung lari kencang meninggalkan lokasi mengarah Jalan Pajajaran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.