Sukses

Melawan Hoaks Bersama Gerakan Literasi Terbit

Hoaks menurut influencer media sosial membuat sebuah kebenaran dimanipulasi yang dibuat secara rekayasa dan terstruktur agar mendapat keuntungan secara bisnis dan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - Gerakan Literasi Terbit (GESIT) mendeklrasikan gerakan posting konten positif dan lawan hoaks serta tangkal radikalisme di sosial media. Acara tersebut bertempat di Ballroom, Mega Menteng, Jalan RP Soeroso, Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 29 Juli 2019. 

Acara GESIT ini menghadirkan sejumlah tokoh, yaitu Hafizy Marshal (Pimred Media Kata Indonesia yang juga sebagai kordinator Nasional GESIT), Mochmammad Guntur Romli (Influencer Sosmed), dan Zuhairi Misrawi (Anggota DPR RI yang juga ketua Baitul Muslimin PDIP).

Koordinator acara GESIT, Hafyz Marshal mengatakan, acara ini akan terus dilakukan di berbagai kota di Indonesia, sebagai sarana edukasi dan persuasi kepada masyarakat guna meningkatkan dan memproduksi content positif di kanal media sosial.

Acara tersebut juga bertujuan sebagai wujud menguatkan kesadaran masyarakat dalam memperkokoh dan merajut persatuan serta ikut berkontribusi memajukan bangsa dengan berbagai hal positif dalam memerangi hoaks.

Sementara itu, influencer media sosial Guntur Romli mengatakan, sejak kemunculan media sosial kebenaran informasi hanya di dominasi kanal-kanal di televisi, media cetak dan online.

"Sejak kemunculan media sosial maka peran-peran dari saluran-saluran informasi itu semakin lama semakin terpinggirkan. Bahkan dikalahkan dengan kekeliruan di media sosial. Karena setiap orang pun bisa melaporkan, bercerita kemudian dapat mengirimkan informasi," ujarnya. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Media Sosial Ibarat Pedang Bermata Dua

Dia menambahkan satu sisi media sosial dapat membawa dampak. Ibarat pedang bermata dua bisa, media sosial bisa  digunakan untuk membunuh atau digunakan untuk hal yang postif. Contohnya terkait isu-isu hoaks yang beredar di media sosial. 

"Hoaks merupakan sebuah upaya penipuan kejahatan terstuktur yang disengaja dengan adanya tujuan-tujuan tertentu. Tujuan itu terkait persoalan politik dan bisnis," ujarnya.

Hoaks menurut Guntur juga membuat sebuah kebenaran dimanipulasi yang dibuat secara rekayasa dan terstruktur agar mendapatkan keuntungan secara bisnis dan ekonomi. 

Di sinilah masyarakat perlu melakukan cek dan ricek, apakah berita yang didapatkan melalui media sosial merupakan produk jurnalistik.

"Informasi itu terdapat dua, apakah itu benar dan salah. Yang salah pasti tidak boleh di share dan informasi yang benar, Itu tidak semuanya disebarkan. Ada yang memang beneran bermanfaat dan ada yang tidak," ujar Guntur saat ditemui Mega Menteng, Cikini, Jakarta Pusat.

 

(Desti Gusrina)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.