Sukses

Luhut Sarankan Presiden Jokowi untuk Setop Impor Garam

Luhut menjelaskan bahwa produksi garam industri secara nasional mencapai 800 ribu ton pada 2021, seiring adanya pembangunan pabrik garam di Nusa Tenggara Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyarankan agar Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghentikan impor garam. Luhut menilai impor memicu harga garam menjadi turun.

"Tadi saya saran ke presiden soal harga garam, supaya itu jangan lagi impor-impor kita, karena saya pikir itu membuat harga garam jadi turun. Apalagi impor pada waktu panen," kata Luhut di Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Selasa (22/7/2019).

Luhut menjelaskan bahwa produksi garam industri secara nasional mencapai 800 ribu ton pada 2021, seiring adanya pembangunan pabrik garam di Nusa Tenggara Timur. Sehingga, menurut dia, Jokowi tak perlu lagi impor garam.

"Jadi sebenarnya kita tidak usah lagi impor-impor. Sekarang ini saya sarankan presiden eloknya tidak usah ada impor-impor lagi lah. Itu bikin kacau," ucapnya.

Di menilai impor garam juga tak perlu dilakukan sebab hanya akan menambah defisit perdagangan dan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) bagi Indonesia. Luhut berharap dengan dihentikannya impor garam, maka dapat menekan CAD.

"Jadi dari situ kita lihat current account deficit kita mestinya sangat bagus sudah. Karena tahun 2023 - 2024 kita sudah ekspor 35 miliar dolar AS dari sana," jelas Luhut.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menteri Susi Mengeluh

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti buka suara terkait jatuhnya harga garam di tingkat petani. Impor yang terlampau banyak merupakan salah satu penyebab.

Selain itu, dia juga menyebutkan, merembes atau bocornya impor garam ke pasaran juga menjadi penyebab jatuhnya harga garam petani.

"Persoalan harga jatuh adalah impor terlalu banyak dan bocor. Titik. Itu persoalannya," kata dia, di Kantor KKP, Jakarta, Kamis (4/7/2019).

Dia menuturkan, jika impor garam tidak tinggi, harga garam di tingkat petani masih bisa dijaga.

"Kalau diatur impornya di bawah 3 juta ton kayak tempo hari harga di petani masih bisa Rp 2.000, Rp 1.500," tegas Susi.

"Persoalannya impor terlalu banyak dan itu bocor," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.