Sukses

Polisi Ungkap Dalang Penyerangan TNI-Polri di Jambi

Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan 49 orang sebagai tersangka penyerangan anggota TNI Polri Distrik VIII PT Wira Karya Sakti (WKS), Jambi.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bidang Humas Polda Jambi Kombes Pol Kuswahyudi Tresnadi menyatakan, Ketua Serikat Mandiri Batanghari (SMB), Muslim diduga kuat sebagai aktor di balik penyerangan dan penganiayaan terhadap anggota TNI/Polri di Distrik VIII PT Wira Karya Sakti, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Jambi.

"Kelompok ini dipimpin M (Muslim), dia aktor dan yang memprovokator di balik penganiayaan anggota TNI Polri," kata Kuswahyudi kepada Liputan6.com, Jumat (19/7/2019) sore.

Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan 49 orang sebagai tersangka penyerangan anggota TNI Polri Distrik VIII PT Wira Karya Sakti (WKS), Jambi.

"Sampai hari ini 49 tersangka yang diamankan," tutur Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (19/7/2019).

Menurut Asep, ke-49 orang tersebut mencakup Ketua Serikat Mandiri Batanghari (SMB), Muslim. Penangkapan kelompok yang menduduki lahan konsesi PT WKS di Kabupaten Batanghari itu dilakukan Kamis 18 Juli 2019 sore sekitar pukul 17.00 WIB.

"M dan istrinya diduga provokator," jelas dia.

Upaya penangkapan para tersangka juga diwarnai bentrok antara aparat dengan kelompok tersebut.

"Dua petugas luka berat dari TNI. Korban tiga TNI, 1 Polri," Asep menandaskan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sesalkan Penyerangan

Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Irwan mengaku menyesalkan penyerangan secara anarkis yang dilakukan oleh oknum masyarakat kelompok SMB terhadap anggota TNI yang sedang bertugas monitoring karhutla di wilayah tersebut.

"Kita sangat menyesalkan kejadian itu, karena masih ada oknum masyarakat yang berbuat anarkis diluar batas-batas aturan hukum," kata Pangdam di Mapolda Jambi.

Pihaknya beserta seluruh jajarannya menyatakan, siap membantu kepolisian dan pemerintah dalam menangani konflik sosial yang terjadi saat ini.

"Semua harus taat kepada hukum, kalau ada perbuatan yang tercela harus disesuaikan dengan penegakan hukum. Padahal di situ ada prajurit TNI yang bertugas tidak membawa senjata apa-apa dan sudah angkat tangan tapi masih terus dilakukan penganiayaan," katanya.

Pangdam mengimbau kepada seluruh jajarannya supaya tidak melakukan langkah-langkah hukum yang tidak sesuai, namun semuanya harus diserahkan terhadap aturan hukum yang berlaku.

"Semua anggota dari Korem, Kodim, Bataliyon lakukan langkah-langkah yang sudah diambil pimpinan. Kita taat kepada hukum," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.