Sukses

BNPB Percepat Penanganan Dampak Gempa di Halmahera Selatan

Tim Reaksi Cepat BNPB menemukan sejumlah kendala dalam penanganan bencana di Halmahera Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan bantuan logistik dan mengerahkan personel untuk mempercepat upaya penanganan dampak gempa bumi di Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Agus Wibowo mengungkapkan saat ini pihaknya tengah mengirimkan bantuan logistik dan peralatan pendukung penanganan bencana.

Bantuan tersebut dikirim menggunakan helikopter Mi-8 dari Ternate menuju Sofifi kemudian Saketa.

"Upaya penanganan selama masa tanggap darurat di bawah kendali pos komando. Pos komando utama berada di Labuha, ibu kota Kabupaten Halmahera Selatan, dan pos komando lapangan berada di Saketa," kata Agus seperti dilansir dari Antara.

Tim Reaksi Cepat BNPB menemukan sejumlah kendala dalam penanganan bencana di Halmahera Selatan. Di antaranya adalah keterbatasan ketersediaan BBM, gangguan akses komunikasi, keterbatasan tenaga medis, serta keterbatasan alat angkut untuk penyaluran bantuan.

"Kebutuhan mendesak selama keadaan darurat antara lain terpal, selimut, tikar, air minum, makanan siap saji, dan kebutuhan anak-anak," Agus menjelaskan.

BNPB sudah menyalurkan bantuan berupa 130 paket perlengkapan sekolah, 30 matras, 20 tikar, 75 paket sandang, 25 paket perlengkapan keluarga, 40 selimut, dan 20 tenda gulung menggunakan helikopter.

Bantuan lain yang disalurkan menggunakan helikopter yakni 204 paket lauk pauk, 114 paket makanan siap saji, 120 paket makanan tambahan gizi, 30 paket perlengkapan bayi, 20 paket perlengkapan kebersihan keluarga, 30 paket keperluan rekreasional, 29 sarung orang dewasa, dan 250 karung.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3000 Lebih Warga Mengungsi

Sebelumnya, BPBD Maluku Utara mencatat 3.104 jiwa masih mengungsi pada 15 lokasi, pasca gempa Maluku. Dari jumlah itu, 49 orang mengalami luka ringan dan 2 orang luka berat. Sementara, jumlah bangunan rumah yang rusak berat terdata 971 rumah dan fasilitas umum 13 unit.

Fasilitas umum yang rusak terdapat 6 unit gedung sekolah, 1 gereja, 2 masjid, 1 polindes, 1 TPQ, 1 PUAD, dan 1 unit rumah guru. Sementara, rumah warga yang rusak berat tersebar di Desa Ranga-Ranga 300 unit, Gane Luar 380 unit, Sawat 6 unit, Gaimu 10 unit, Kuwo 30 unit, Tanjung Jere 2 unit, Lemo-Lemo 131 unit, Liaro 22 unit, dan Desa Tomara 90 unit.

Kepala BPBD Maluku Utara, Ridwan Saban menyebutkan jumlah kerusakan bangunan dan korban gempa Maluku masih terus dalam pendataan, karena tim masih bergerak untuk mendata ke sejumlah desa.

"Kami terkendala akses menuju ke lokasi dalam pendataan. Misalnya saja di Gane yang sebagian desanya tidak ada jaringan telekomunikasi," kata Ridwan, Rabu (17/7/2019).

Ridwan mengatakan tim BPBD provinsi dan TRC BNPB telah berada di lokasi terdampak gempa Maluku di Kecamatan Gane Barat dan Gane Timur Selatan untuk melakukan asesmen, guna mendata tingkat kerusakan, jumlah pengungsi, dan hal lain yang dibutuhkan pengungsi.

"Kami telah mendirikan Posko Lapangan di Desa Saketa, Kecamatan Gane Barat," katanya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.