Sukses

Tindakan Surya Paloh Ini Pernah Membuat SBY Tak Bisa Tidur Nyenyak

Surya mengatakan, Golkar saat era SBY berada di dalam pemerintahan, pernah mengajak PDI Perjuangan, selaku oposisi untuk berkerja sama.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengaku pernah membuat Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak bisa tidur nyenyak.

Hal ini disampaikannya saat memberikan pembekalan kepada para calon legislatif NasDem yang terpilih, di Akademi Bela Negara Nasdem. 

Dia bercerita, bagaimana Golkar saat era SBY berada di dalam pemerintahan, mengajak PDI Perjuangan, selaku oposisi, untuk berkerja sama. Dimana saat itu dirinya menjadi Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar. 

"Pada era saya, PDIP partai di luar Pemerintah. Tapi saya mencoba membangun komunikasi. Partai di dalam pemerintah, bisa berkerja sama dengan partai di luar pemerintah. Maka Ketua Dewan Dewan Penasehat Golkar bisa berjalan dengan PDIP, membuat pemikiran-pemikiran. Membangun persepsi publik yang positif, dalam upaya menguatkan nilai kebangsaan," kata Surya di Jakarta, Rabu (17/7/2019).

Hal inilah, membuat Golkar dan PDI Perjuangan melakukan safari atau kegiatan di berbagai daerah. Yang justru membuat Presiden SBY, kala itu, tak bisa tidur. 

"Maka kami melakukan tur bersama. Golkar-PDIP sejalan bersama. Dinilai tak lazim. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu mengganggap, apa ini? Bikin dia tak bisa tidur nyenyak," cerita Surya Paloh.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ubah Persepsi Publik

Saat itulah, dia pun diberi masukan oleh Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla, dan diceritakan soal keinginan SBY saat itu.

"Ketua Umum Partai Golkar, Wakil Presiden bernama Jusuf Kalla. Dalam pengakuannya, dia ditelepon Presiden tiap malam. Apa tidak bisa berhenti tur itu. Ketua Umum Partai Golkar, ada sedikit respek. Maka dikompromi cukup 3 saja," ucap mantan politikus senior Partai Golkar itu.

Menurut dia, cerita ini, menggambarkan bagaimana mengubah persepsi publik tentang partai politik. Bahwa bisa menjaga nilai-nilai kebangsaan, yaitu persatuan. 

"Tapi paling tidak ini suatu terobosan yang bisa kita lakukan. Untuk membangun karsa, dan kerangka bersama, ada upaya kerjasama yang bagus dalam edukasi pendidikan politik," pungkas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.