Sukses

Ekspedisi Destana, BMKG Akan Kenalkan Alat Deteksi Tsunami ke Warga

BMKG pernah membuat alat pendeteksi tsunami di wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Manado.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) turut serta dalam ekspedisi desa tangguh bencana tsunami 2019 (Destana) di Selatan Pulau Jawa. BMKG akan mengenalkan kepada masyarakat tentang alat pendeteksi tsunami.

"Kami targetnya adalah memberikan sosialisasi termasuk memberikan pemahaman tentang produk peringatan dini tsunami BMKG, karena percuma juga sebuah informasi yang kami kirimkan itu tidak dipahami oleh masyarakat yang terdampak," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono saat jumpa pers di kantor BNPB, Jakarta Timur, Rabu (10/7/2019).

Dia menyebut, BMKG pernah membuat alat pendeteksi tsunami di wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Manado. Alat itu berbunyi dan mendeteksi gelombang yang lumayan tinggi, tapi masyarakat sekitar pantai belum memahami hal tersebut.

"Padahal arahan yang kami sampaikan itu adalah untuk menjauh ke pantai kalau levelnya waspada. Kecuali kalau awas itu tandanya harus evakuasi secara menyeluruh. Ini belum dipahami oleh masyarakat yang sekitar pantai," tutur Rahmat.

Kemudian, BMKG akan menjelaskan perkiraan waktu gelombang tiba ke dataran saat alat pendeteksi tsunami berbunyi. Menurutnya, waktu datangnya tsunami di tiap daerah berbeda.

"Misalnya di Jawa Timur ada tsunami kemungkinan waktu tibanya ke kabupatennya itu berapa, kabupaten A, kabupaten B berapa menit, itu bisa digunakan sebagai langkah evakuasi. Kadang ada daerah tertentu ada tsunami datang lebih cepat dari warningnya," ucap Rahmat.

Di kesempatan sama, Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Kementerian Dalam Negeri Safrizal memastikan, pemerintah ikut berperan dan mendukung ekspedisi Destana.

Kemendagri pun menginstruksikan pemerintah daerah wajib menyediakan tiga jenis pelayanan dasar dalam penanggulangan bencana kepada warga negara.

"Pertama, pelayanan informasi rawan bencana, kedua pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bencana, dan ketiga pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban bencana," terang Safrizal.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dimulai Kamis 11 Juli 2019

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menjalankan program Ekspedisi Desa Tangguh Bencana 2019 (Destana) ke 584 desa yang berpotensi mengalami tsunami. Ekspedisi tersebut akan memotret kesiapsiagaan desa terhadap ancaman tsunami.

Ekspedisi dimulai pada besok Kamis 11 Juli menyusuri Selatan Pulau Jawa. Perjalanan akan dimulai dariBanyuwangi, Jawa Timur, menyusuri pantai Selatan Jawa, Jawa Tengah, Yogyakarta. Kemudian Jawa Barat, Pangandaran, Garut dan berakhir di Banten pada 16 Agustus.

Ekspedisi Destana akan melibatkan berbagai pihak secara nasional dan didukung Kementerian Desa, PUPR, BMKG, Kementerian Sosial, Kemendagri, Bappeda, BPDB, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, LSM, forum lembaga usaha, peneliti, pakar, perguruan tinggi serta media.

 

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.