Sukses

Berulang Tahun Hari Ini, Berikut 5 Kisah Hidup Jokowi yang Unik

Hari ini, Jumat, 21 Juni 2019 Presiden Republik Indonesia, Jokowi genap berusia 58 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, Jumat, 21 Juni 2019 Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo genap berusia 58 tahun. Presiden ketujuh Indonesia yang meniti karir politiknya dari bawah ini dilahirkan pada 21 Juni 1961.

Jika kita balik ke belakang, Jokowi panggilan akrab Presiden Joko Widodo ini mengawali karir politiknya saat menjabat sebagai Wali Kota Solo sejak 28 Juli 2005 sampai 1 Oktober 2012 silam. Kemudian karena citranya yang baik, Jokowi akhirnya bisa melenggang untuk menduduki kursi Gubernur DKI Jakarta pada 2012 silam.

Tak genap lima tahun menjabat sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta, Jokowi mencoba peruntungan untuk menduduki kursi orang nomor satu di Indonesia dalam kontestasi Pilpres 2014. Saat itu Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla melawan Mantan Komandan Kopassus, Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Hatta Rajasa.

Selain beberapa fakta yang telah disebutkan di atas, di hari ulang tahunnya Liputan6.com menghimpun beberapa fakta lain mengenai presiden ketujuh Indonesia ini.

1. Jokowi Kecil Pernah Disuruh Makan Arang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini mengunggah video animasi berdurasi sekitar 9 menit berjudul Cerita Hidup Jokowi. Banyak cerita yang diungkap, termasuk masa kecilnya yang disuruh sang ibu makan arang.

Kisah itu bermula saat kehidupan keluarga Jokowi mulai membaik setelah usaha dagang sang ayah banyak terjual. Karena itu, ia tahu ibunya mulai memiliki uang.

Perangai iseng Jokowi muncul. Ia sering memanggil tukang jajanan yang lewat dekat rumah, mulai dari tukang siomai, hingga penjaja jajanan pasar. Sang ibu terpaksa membayar jajanan yang dibeli Jokowi kecil.

Hingga suatu waktu, keisengan Jokowi kembali kumat. Ia memanggil seorang pedagang yang dikiranya menjual jajanan pasar. Ternyata, pedagang datang menawarkan arang. Sang ibu yang mengetahui hal itu langsung sigap membeli arang pedagang itu. Ia memanfaatkan hal tersebut untuk memberi pelajaran pada putranya.

"Ibu terpaksa membelinya dan langsung menyodorkan arang untuk saya makan sambil berkata, 'Ayo makan, habisin ya! Kamu kan yang kepengin jajan?'" tutur Jokowi dalam video yang diunggah Kamis, 11 April 2019.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Rumah Jokowi Pernah Digusur

Masih mengacu pada video yang sama, cerita Jokowi berlanjut saat rumahnya terkena gusuran karena pemerintah daerah saat itu hendak membuat fasilitas kota. Menurut ayah Kaesang Pangarep tersebut, mereka terusir tanpa ada kompensasi apapun.

"Kami sekeluarga terusir begitu saja," kata sulung dari empat bersaudara tersebut.

Kejadian tersebut membuat ia sekeluarga terpukul. Akhirnya, mereka terpaksa menumpang di rumah sang paman dengan kondisi seadanya.

Sang ayah kemudian beralih profesi jadi sopir angkot. Sementara, ibunya meneruskan usaha dagang kayu dan bambu sang bapak di pasar. Jokowi membantu sang ibu berjualan setiap pulang sekolah.

"Bersama-sama kita berjuang untuk tidak lagi menumpang," katanya. Sang bapak akhirnya bisa membuat bengkel kayu. Setelah beberapa tahun mengumpulkan uang, keluarga itu bisa pindah ke rumah yang dibeli sendiri.

3. Ibunda Jokowi Pernah Dituduh PKI

Ibunda Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo pernah dituduh sebagai anggota dari anggota Gerwani, yakni salah satu saya organisasi perempuan Partai Komunis Indonesia (PKI). Dalam buku besutan Bambang Tri Mulyono dengan tajuk Jokowi Undercover bahkan menuding keluarga Jokowi sebagi keluarga PKI.

Menanggapi hal itu, keluarga Presiden Jokowi bersikap tenang dan tegar. Justru ketegaran tampak langsung dari ibunda Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo.

Sujiatmi tidak marah. Sebaliknya, dia dan keluarga mendoakan orang yang memfitnahnya diberi bimbingan dan kesadaran oleh Allah.

"Kita doakan saja agar diberi kesadaran, karena kenyataannya memang tidak seperti itu" kata Sujiatmi, Senin (2/1/2017).

3 dari 3 halaman

4. Ayah Jokowi Putra Kades

Ayahanda Presiden Joko Widodo merupakan seorang anak kepala desa. Hal itu disampaikan oleh ibunda Jokowi sendiri, Sujiatmi Notomiharjo.

Sujiatmi Noto Miharjo mengatakan suaminya Noto Miharjo (almarhum) merupakan putra seorang kepala desa di Kranggan, Kabupaten Karanganyar.

"Kakek suami dahulu rumahnya di depan orangtuanya, sehingga saya masih bertetangga sering ketemu," kata Sujiatmi, usai acara tasyakuran, di Sumber, Solo, Senin (2/1/2019).

Sujiatmi mengatakan setiap memasuki tahun baru mengingat sejarahnya ketika bertemu dengan suaminya Noto Miharjo yang sekarang sudah almarhum.

"Pak Noto itu, dahulu putra seorang kepala desa, sedangkan keluarga saya pengusaha penggergajian. Namun, Pak Noto akhirnya ikut kerja di penggergajian dan mebel," kata Sujiami pula.

Sujiatmi menjelaskan setelah menikah dengan Pak Noto kemudian pindah rumah di kawasan Srambatan, Solo, dan kemudian pindah lagi di Gilingan Nusukan.

"Saya di rumah Gilingan selama lima tahun, dan kemudian pindah lagi di Jalan A Yani, Manahan, Solo. Saya tertarik dengan Pak Noto karena beliau dahulu gagah dan 'ngganteng," katanya mengakui.

5. Semasa Remaja Suka Main di Kali

Dalam konten video yang diunggah oleh Youtuber Atta Halilintar yang berlatar di Istana Presiden Bogor, Jokowi mengungkapkan kenakalannya saat remaja.

Pengakuannya itu terlontar kala sang Youtuber, Atta melemparkan pertanyaan seputar kehidupan pribadi Jokowi.

"Biasanya tuh pak, kalau anak kecil atau remaja pasti punya kenakalan. Kalau bapak pas masih remaja paling nakal ngapain?" tanya Atta Halilintar dalam video yang diunggah pada Rabu (3/4/2019).

Mendengar pertanyaan Atta Halilintar, Jokowi langsung terkenang dengan masa lalunya. Dahulu, sang kepala negara pernah tidak patuh dengan larangan orangtuanya.

"Kita ini senangnya kan hidupnya di kampung, di pinggir kali. Senangnya ya main-main di kali. Renang di kali meskipun enggak boleh sama orangtua. Nanti kalau hanyut gimana," papar presiden petahana itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.