Sukses

Kualitas Udara Jakarta Buruk, Anies: Kami Mulai Gunakan Bus Listrik

Penyebab utama buruknya kualitas udara bukan hanya dari gas timbal dari padatnya kendaraan bermotor.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana melakukan beberapa tahapan untuk memperbaiki kualitas udara di Ibu Kota. Salah satunya yakni penggunaan bahan-bahan energi yang tidak merusak lingkungan.

"Kalau terkait pembangkit listrik itu bukan wilayah kita. Kalau terkait kendaraan bermotor kita akan lakukan, bahkan sekarang kita sudah mulai lakukan menggunakan bus listrik," kata Anies di Balaikota, Jakarta Pusat, Senin (10/6/2019).

Anies menyebut sebanyak 17 juta kendaraan bermotor setiap hari hilir mudik di Jakarta.

"Maka bisa dibayangkan kualitas udara yang dihasilkan akibat dari residu polutan itu," ucapnya.

Sebelumnya, libur panjang Idul Fitri 1440 Hijriah berakhir pada Minggu, 9 Juni 2019. Jutaan kendaraan diperkirakan akan kembali memadati Ibu Kota usai mudik dari kampung halaman. Namun, hal tersebut justru bukan yang menjadi permasalahan inti dari buruknya kualitas udara yang ada di Jakarta.

Menurut Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Nur Hidayati, pihaknya telah melakukan pengecekan kualitas udara saat H-1 perayaan Idul Fitri 2019.

Rupanya, penyebab utama buruknya kualitas udara bukan hanya dari gas timbal dari padatnya kendaraan bermotor. Menurutnya perlu dilakukan penelitian apa yang menjadi sebab buruknya kualitas udara di Jakarta.

"Satu hari sebelum Lebaran kalau enggak salah kita menduduki peringkat pertama pada pagi hari ya. Kota yang paling terpolusi di dunia, dari indeks standar kualitas udara," kata wanita yang akrab disapa Yaya saat dihubungi, Minggu, 9 Juni 2019.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebab Buruknya Kualitas Udara di Jakarta

Yaya menjelaskan, tingginya mobilitas kendaraan di Ibu Kota menjadi salah satu penyebab buruknya kualitas udara di Jakarta. Namun, kata dia, perlu juga dilihat sumber lainnya yang dapat mengakibatkan buruknya udara di wilayah Ibu Kota.

Senada dengan Yaya, juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu mencatat, Air Quality Index (AQI) Jakarta pada Selasa, 4 Juni 2019 atau H-1 Lebaran, polusi udara sempat menyentuh 210 US AQI.A

Angka tersebut menurutnya, justru menunjukkan kota Jakarta menjadi juara kualitas udara terburuk di dunia pada hari itu.

"Jakarta sempat nomor satu (terburuk) dengan US AQI 210. Angka ini berarti masuk kategori sangat tidak sehat. Padahal Jakarta sangat lowong saat itu," ucap Bondan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.