Sukses

Belasan Mahasiswa Bule Menari Kuntulan di Festival Musik Hadrah Pelajar

Festival Musik Hadrah Pelajar di Taman Blambangan, Kabupaten Banyuwangi pada Jumat (15/5) lalu berlangsung meriah dan menarik.

Liputan6.com, Jakarta Festival Musik Hadrah Pelajar di Taman Blambangan, Kabupaten Banyuwangi pada Jumat (15/5) lalu berlangsung meriah dan menarik. Salah satunya adalah penampilan belasan mahasiswa dari berbagai negara yang membawakan tarian Kuntulan. 

Sebanyak 13 mahasiswa dari 12 negara tampil membawakan tarian khas Islami dengan energik. Perempuan memakai kerudung lengkap dengan gamis, dan Laki-laki memakai peci. Semua kostumnya tampak cerah dengan setelan warna merah dan kuning keemasan.

Salah satu mahasiswa yang tampil asal Bilbao, Spanyol, Irrati Gutierrez Ugarte, mengaku kesulitan untuk memahami ritme gerakan karena berbeda dengan budaya di negaranya. Meski begitu, Irrati mengaku senang akhirnya bisa sukses tampil dengan kompak. Apalagi dia hanya punya waktu 4 hari untuk belajar tarian kuntulan.

"Kami menerima tantangan untuk bisa berlatih hadrah demi bisa tampil di acara ini. Kami berusaha yg terbaik. Berlatih tiap hari selama 4 hari. Cukup sulit karena sangat berbeda dengan di negara kami. Meski berbeda, tapi kami suka," kata Irrati saat ditemui usai tampil, Jumat sore (17/5).

Irrati datang ke Banyuwangi bersama teman-temannya dari berbagai negara seperti Australia, Cekoslovakia, Serbia, Kepulauan Solomon, dan Bangladesh dalam rangka mengikuti program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) yang digelar Kementerian Luar Negeri. Para mahasiswa ini bakal belajar ragam seni budaya Banyuwangi selama tiga bulan, mulai dari tari, musik dan bernyanyi.

"Saya sudah dua kali ke Indonesia dan tertarik dengan budaya Indonesia. Tariannya tadi sangat berbeda sekali dengan di negara kami, terkait gerakannya, kostumnya, tapi kami suka belajar sesuatu yang baru. Kami juga banyak beradaptasi di sini karena kami datang bertepatan dengan ramadan. Tapi secara keseluruhan sangat menyenangkan," jelasnya.

Selama di Banyuwangi, para mahasiswa belajar dan dipandu oleh Sanggar Tari Sayu Grinsing pimpinan Subari. Salah satu yang menarik dari Bali menurut Irrati adalah suguhan makanan Banyuwangi.

"Banyuwangi bagi kami selalu menyenangkan. Setiap selesai berlatih dan menari, kami juga disuguhi makanan khas Banyuwangi. Itu kami suka," katanya.

Bila program beasiswa BSBI sudah usai, para mahasiswa bakal kembali ke negaranya masing-masing dan menjadi duta seni budaya Indonesia, khususnya yang sudah dipelajari di Banyuwangi.

Menyanyikan lagu 'Ramadan Tiba'

 

Sementara itu, pimpinan Sanggar Tari Sayu Grinsing, Subari mengaku bangga dengan antusias para mahasiswa saat belajar seni tari yang pertama.

"Hanya dalam kurun waktu empat hari saja mereka sudah bisa. Saya bangga dengan semangat mereka," kata Subari.

Tidak hanya menari khas Islami, para mahasiswa juga menyanyikan lagu 'Ramadan Tiba' dengan Bahasa Indonesia. Penampilan mereka berhasil memikat ratusan penonton yang hadir.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat menonton mengaku bangga dengan upaya para mahasiswa menampilkan seni tari yang sebelumnya belum dikenal.

"Mereka adalah mahasiswa terpilih, yang tentunya memiliki potensi besar untuk bercerita positif tentang Indonesia. Semoga semua mahasiswa bisa kerasan dan senang di Banyuwangi. Sehingga saat pulang nanti, mereka bisa bercerita tentang Banyuwangi kepada rekan-rekannya," ujar Anas.

Festival Hadrah Pelajar yang menjadi panggung para mahasiswa tampil perdana kalinya, diikuti 89 grup pelajar dari 20 daerah di pulau Jawa, Bali, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini