Sukses

Pemerintah Genjot Pembangunan SDM Melalui Jalur Pendidikan Vokasi

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat lulusan SMK yang menganggur menempati urutan teratas dalam data pengangguran di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Agus Sartono, Deputi Bidang Kordinasi Pendidikan Agama dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebuudayaan (Kemenko PMK), menyatakan pembangunan sumber daya manusia atau SDM sudah dimulai sedini mungkin di akhir periode pertama Presiden Jokowi.

Sebab, bila kelak terpilih kembali, negara bisa mengakselarasi dengan cepat target pembangunan manusia yang masuk dalam gagasan kinerja petahana.

"Pemerintah lima tahun mendatang fokusnya ini pembanganunan SDM. Seperti salah satunya meningkatkan kualitas lulusan vokasi dan perguruan tinggi baik di universitas dan politeknik," kata Agus dalam jumpa pers di Kantor Kemenko PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (13/5/2019).

Selain peningkatan SDM di dua bidang pendidikan tersebut, pemerintah juga menaruh fokus kepada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat lulusan SMK yang menganggur menempati urutan teratas dalam data pengangguran di Indonesia.

"Setiap tahun SMK meluluskan 1,4 juta orang, kami juga ingin berupaya meningkatkan kompetensi mereka agar berdaya saing dan kinerja makin berkualitas," jelas Agus.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

SMk Industri Digenjot

Menurut Agus, program SMK industri, menjadi jurusan paling digenjot. Tercatat, sebanyak 2.612 SMK telah dilibatkan dengan 855 sektor industri, seperti manufaktur, pertanian, pariwisata, dan konstruksi.

"Program ini perlu diperluas, mengingat siswanya besar dan ditargetkan menjangkau hingga 5.000 SMK (nasional)," kata Agus.

Data 10 tahun terakhir dimiliki Kemenko PMK menyebut, 1,8 juta dari total 3,5 juta pelajar SMK melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Sisanya, langsung berkarir di bidang profesional kerja.

Angka tersebut dinilai belum cukup baik. Karena, profil angkatan kerja di Indonesia menorekhkan 65 persen dari adalah mereka pekerja lulusan SD/SMP, 25 persen lulusan SMA/SMK, dan 10 persen lulusan perguruan tinggi.

"Kondisi ini harus diperbaiki, agar bonus demografi dapat maksimal. Caranya, dengan peningkatan kapasitas universitas dan politeknik," Agus menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.