Sukses

Kemenhub Diminta Benahi Sektor Angkutan Darat untuk Atasi Kelangkaan BBM

Bambang Haryo mengatakan, angkutan darat merupakan urat nadi perekonomian.

Liputan6.com, Jakarta - Praktisi dan pemerhati transportasi logistik Bambang Haryo Soekartono menyatakan, kelangkaan solar subsidi di berbagai daerah akhir-akhir ini, membuktikan Kementerian Perhubungan dan kementerian terkait tidak memahami sektor transportasi dan logistik, terutama angkutan darat.

Bambang Haryo mengatakan, angkutan darat merupakan urat nadi perekonomian, bukan hanya perannya yang sangat dominan melainkan juga konektivitasnya sangat erat dengan moda angkutan lain, baik laut, kerata api, maupun udara. Semua moda lain bergantung pada angkutan darat untuk mengirim barang dari hulu hingga hilir atau konsumen.

“Multiplier effect akibat kelangkaan BBM ini sangat luas, melambatkan ekonomi karena logistik terhambat, sehingga harga-harga akan naik dan inflasi meningkat. Ketidakpedulian kementerian itu tidak mendukung upaya Presiden Jokowi menggenjot ekonomi," ujarnya, Minggu (17/11/2019).

Menurut Bambang Haryo, Kemenhub sebagai instansi yang paling bertanggung jawab terhadap konektivitas seharusnya paling peduli berada di depan mengatasi kelangkaan solar subsidi.

"Kemenhub sangat cepat merespons isu-isu populer, seperti skuter listrik, dibandingkan dengan isu logistik. Skuter listrik serahkan saja kepada pemda atau Dishub, Kemenhub perhatikan isu-isu besar," katanya.

Bambang Haryo mengingatkan, Indonesia sedang berpacu dengan waktu untuk menghindari ancaman resesi dalam waktu dekat. Pemerintah tidak boleh bekerja santai dan mengklaim bahwa ekonomi Indonesia baik-baik saja.

Kelangkaan solar subsidi yang berlarut-larut juga memberikan kesan negara tidak hadir, terutama untuk memberantas mafia BBM subsidi sehingga kuota solar selalu jebol.

Menurut dia, sudah menjadi rahasia umum bahwa solar subsidi mengalir ke industri melalui para spekulan BBM yang sering disebut pengerit atau pelangsir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini