Sukses

Banjir di Rawajati Sisakan Lumpur Setebal 50 Sentimeter

Pantauan Liputan6.com di lapangan, warga dibantu oleh petuga kebersihan dari kepolisian, PPSU, Kelurahan, serta Pemadam Kebakaran bahu membahu membersihkan lumpur.

Liputan6.com, Jakarta - Banjir di sejumlah  wilayah Jakarta menyisakan lumpur yang menggenang di permukiman warga. Tak terkecuali di RT 004 RW 007 Kelurahan Rawajati Pancoran, Jakarta Selatan. RT 004 merupakan salah satu RT terparah yang dilanda banjir. Mengingat RT ini langsung berbatasan dengan bibir Sungai Ciliwung.

Pantauan Liputan6.com di lapangan, warga dibantu oleh petuga kebersihan dari kepolisian, PPSU, Kelurahan, serta Pemadam Kebakaran bahu membahu membersihkan lumpur.

Ketua RT 004 Ihin Sholihin menyatakan, banjir yang menggenang di tempatnya mencapai ketinggian sekitar 3 meter. Banjir tersebut menyisahkan genangan lumpur setinggi kurang lebih 50 sentimeter.

"Warga mulai membersihkan lumpur sekitar jam 3 sore, namun memang sudah ada beberapa yang membersihkan dari jam 11 siang," tutur Sholihin di tempat banjir, Minggu (28/4/2019).

Menurutnya, ada sebanyak 80 KK di RT-nya yang terendam banjir. Sholihin mengaku bahwa dari pihak dinas serta kapolsek stempat sudah memberikan bantuan.

Sementara itu, Ketua RW 007 Kelurahan Rawajati, Sari Budi Handayani mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang akan bertandang ke lokasi banjir, ternyata belum juga datang.

"Gubernur katanya akan datang kemarin, tapi kami tunggu sampai sore hari tidak kunjung datang, tidak ada keterangan juga kenapa," kata Sari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Butuh Pasokan Makanan

Mengenai bantuan Sari mengaku sebenarnya obat-obatan sudah dipasok oleh Puskesmas setempat. Namun yang sangat dibutuhkan oleh warganya adalah pasokan makanan.

Ia menuturkan bahwa dapur umum di sana hanya bisa menghasilkan nasi bungkus 200, sedangkan jumlah pengungsinya mencapai 1.325 jiwa.

"Memang ada bantuan 300 nasi bungkus dari Dinsos. 200 tambah 300 hanya 500, masih kurang sekitar 800-an lagi," katanya.

Sari mengaku bahwa dapur umum di sana sangat membutuhkan tenaga untuk memasak.

"Bahan mentah ada, tapi yang masak kurang. Tenaga di sini tidak terbiasa masak cepat," tuturnya.

Ia menuturkan biasanya ada tenaga bantuan yang membantu mereka untuk masak, namun mungkin karena banjirnya baru, maka tenaga bantuan belum ada.

"Ya kami butuh subsidi nasi bungkus.," kata Sari.

Sari menerangkan, bahwa banjir kali ini bukanlah banjir baru. Warganya memang sering dilanda banjir, bahkan tahun-tahun kemarin hingga berbulan-bulan.

"Tahun kemarin sekitar bulan Pebruari, makanya kami heran harusnya bulan-bulan ini sudah kering tapi malah banjir," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.