Sukses

Densus 88 Antiteror Buru Pentolan JAD Bandung, Ini Perannya

Densus 88 Antiteror Polri memburu 6 sampai 8 orang terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung

Liputan6.com, Jakarta - Aparat Densus 88 Antiteror Polri memburu sejumlah terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung. Setidaknya ada sekitar enam hingga delapan orang yang tengah diburu kepolisian.

"Densus masih melakukan pengejaran terhadap kelompok mereka sampai dengan Jatim. Kurang lebih enam sampai delapan orang yang akan merencanakan amaliyah (serangan teror)," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta, Selasa (2/4/2019).

Densus 88 Antiteror telah mengidentifikasi pemimpin atau pentolan kelompok teroris tersebut. Orang yang terdeteksi memiliki keterkaitan dengan sejumlah aksi teror itu diketahui berinisial A.

"Masih ada di wilayah Jawa. Sudah terdeteksi, inisialnya A. Si A dalam kelompok ini sebagai amirnya (pemimpinnya)," tutur Dedi.

Salah satu keterlibatan A dalam aksi teror yakni kasus bom Surabaya, Jawa Timur pada awal 2019 lalu. Dia juga diketahui terlibat dalam sejumlah kasus serangan teror yang terjadi di wilayah Jawa Tengah.

"Kan ada beberapa kejadian di Solo, termasuk bom bunuh diri di Polresta Surakarta itu," kata Dedi.

Namun jenderal bintang satu itu belum bisa menjelaskan lebih rinci terkait kelompok JAD Bandung tersebut, termasuk keterlibatan wanita di dalamnya. Polisi masih melakukan pengembangan dari penangkapan WP alias Syahid pada Kamis 28 Maret lalu.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perampokan ATM

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap WP alias Syahid di rumah kontrakannya di Desa Bojong Malaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dia diduga teroris kelompok JAD Bandung.

WP bersama kelompoknya diduga berencana melakukan fa'i atau perampokan dengan target kendaraan pengisi uang pada mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Dana tersebut nantinya akan digunakan untuk amaliyah atau serangan teror.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.