Sukses

Tekan Penderita Tuberkulosis, Pemkot Tangerang Kampanyekan TOSS TB

Masyarakat juga diminta tidak sembarangan saat batuk.

Liputan6.com, Jakarta - Peringati Hari Tuberkulosis (TB) se-dunia, warga Kota Tangerang diajarkan cegah TB dengan cara tidak batuk disembarang tempat. Dinas Kesehatan setempat pun mengkampanyekan program pemerintah pusat untuk menekan angka pasien TB.

Untuk itu, warga diminta agar tidak malu berobat ke Puskesmas atau rumah sakit milik pemerintah.

"Sering kali di masyarakat itu salah kaprah, atau bahkan malu untuk berobat. Padahal penyakit TB itu akan semakin cepat sembuh bila diobati sedari awal," ujar Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinkes Kota Tangerang, dr. Indri Bevy, Senin (1/4/2019).

Bila sudah terserang batuk lebih dari dua minggu, pasien hendaknya segera berobat ke pasien atau rumah sakit terdekat. Sebab, Kementerian Kesehatan juga mengkampanyekan TOSS TB, yakni Temukan Penderita dan Obati Sampai Sembuh.

Masyarakat juga diminta tidak sembarangan saat batuk.

"Padahal, dalam sekali batuk bila dahak mengenai lawan bicara atau orang di sekitarnya, 3.000 kuman langsung menyerang orang itu," ujar Bevy.

Dinkes juga mengkampanyekan etika ketika batuk di depan umum. Yakni, memalingkan wajah lalu menutupnya dengan telapak. Bila tidak ada sapu tangan atau tisu, bisa ditutup dengan lengan baju bagian dalam.

Selain itu, juga gunakan masker agar tidak menular. Serta biasakan cuci tangan dengan sabun sebelum berjabat tangan, makan, atau melakukan aktivitas dengan orang lain.

Menurut Bevy, selain para Kader Puskesmas dari 38 Puskesmas turun ke jalan, Rangkaian HTBS 2019 di Kota Tangerang akan mengedukasi dan skrining oleh Puskesmas, seminar awam di 3 rumah sakit, dan investigasi kontak TBC. "Termasuk juga rujukan pemeriksaan dahak dan pemberian masker," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

TIngkatkan Peran Serta Masyarakat

Seluruh kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dan pemangku kebijakan dalam mendukung program pengendalian TBC serta menempatkan isu utama di semua sektor.

“Hari Tuberkulosis Sedunia diperingati dan memang dirancang untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa TBC masih menjadi epidemi di dunia dan di Indonesia menjadi penyebab kematian nomor satu di antara penyakit menular lainnya,” tutur Bevy.

Apalagi, kata Bevy, tema HTBS 2019 dunia adalah Its Time. Hal ini sejalan dengan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) melalui Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK).

Sementara Indonesia dan negara-negara lain di dunia menargetkan eliminasi tuberkulosis (TB) pada 2030 mendatang. Upaya pencegahan TB bisa dimulai dari diri sendiri.

“Dengan aksi TOSS TBC, deteksi dini dan pencegahan penularan Tuberkulosi perlu dieliminasi," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.