Sukses

Militansi Tinggi, Wanita Terduga Teroris Klaten Pilih Bunuh Diri

Terduga teroris Y sempat mendapatkan pertolongan sebelum meninggal dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita terduga teroris Y alias Khodijah nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Khodijah ditangkap pada Kamis 14 Maret 2019 sore di Klaten, Jawa Tengah oleh Densus 88 Antiteror.

Diduga, wanita tersebut terlibat dalam perencanaan amaliah atau aksi teror bersama terduga teroris di Sibolga, Husain alias Abu Hamzah (AH).

Y bunuh diri dengan meminum cairan pembersih saat berada di tahanan. Kala itu, ia sempat mendapat pertolongan pertama.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo. Ia mengatakan, Y ditemukan lemas di ruang istirahat pemeriksaan di Rutan Polda Metro Jaya.

Berikut aksi nekat terduga teroris wanita Y bunuh diri dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Sempat Diperiksa

Y alias Khodijah ditangkap Densus 88 Antiteror di Dukuh Desan Wetan RT 5 RW 2 Desa Joton, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah pada Kamis, 14 Maret 2019 sore sekitar pukul 16.00 WIB.

Y kemudian ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Y diduga nekat mengakhiri hidupnya dengan meminum cairan pembersih saat berada di tahanan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, Y ditemukan lemas di ruang istirahat pemeriksaan di Rutan Polda Metro Jaya. Dia sempat mendapatkan pertolongan pertama dari petugas jaga.

"Karena tidak mampu kemudian dirujuk ke RS Bhayangkara Polri (Kramatjati, Jakarta Timur) pada Senin (18 Maret). Sempat ditolong oleh tim medis, ternyata tidak tertolong. Akhirnya meninggal dunia," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu 20 Maret 2019.

Namun Dedi tidak mengungkapkan cairan apa yang diminum Y sebelum ia meregang nyawa. Yang pasti, tim dokter forensik menemukan zat kimia berbahaya di dalam lambungnya yang menyebabkan wanita tersebut meninggal dunia.

Dedi meyakini, Y sengaja ingin mengakhiri hidupnya. Berdasarkan pemahaman kelompok teroris, Dedi menjelaskan, bunuh diri dalam rangka melawan aparat yang disebut sebagai toghut diyakini sebagai syahid yang dijamin masuk surga.

"Yang bersangkutan memang bunuh diri karena mungkin memang tidak bisa melakukan perlawanan yang dalam (kepada aparat)," ucapnya.

 

3 dari 5 halaman

2. Y Miliki Mitansi Tinggi

Dedi menambahkan, terduga teroris wanita biasanya memiliki militansi yang lebih tinggi.

Menurutnya, mereka rela meninggalkan keluarga, mengorbankan harta, bahkan nyawanya untuk aksi yang mereka sebut sebagai jihad.

"Jadi mereka itu keinginannya memang sesegera mungkin mati syahid masuk surga keyakinannya. Keinginan itu sangat besar. Sama seperti di Sibolga (istri Husain alias Abu Hamzah yang memilih meledakkan diri saat dikepung Densus 88 di rumahnya)," kata Dedi.

 

4 dari 5 halaman

3. Ditemukan Asam Klorida Tinggi

Dokter Spesialis Forensik RS Polri, Asri Pralebda mengatakan, organ dalam terduga teroris Y ditemukan dalam keadaan korosif akibat terkena bahan kimia keras. Diduga zat kimia itu masuk ke tubuh Y melalui saluran pencernaan.

"Kita temukan lambung jenazah robek, berisi darah berwarna hitam, sehingga korban meninggal," ucap Asri di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 20 Maret 2019.

Berdasarkan uji laboratorium oleh Tim Labfor Polri, zat kimia yang berada di tubuh Y diketahui sebagai asam klorida (HCl) dengan kadar sebesar 8,5 persen.

"Positif ditemukan asam klorida kadar 8,5 persen. Ini yang menyebabkan lambungnya bocor dan pendarahan hebat sehingga meninggal dunia," jelas dia.

Namun Asri tidak bisa mengungkapkan apa yang dikonsumi Y sehingga ditemukan asam klorida 8,5 persen di tubuhnya. Dia hanya memastikan bahwa asam sebanyak itu tidak alami berada di dalam tubuh manusia.

"Sehingga zat itu pasti masuk dari luar. Tapi apa yang masuk dalam tubuh korban kita tidak bisa tentukan," ucapnya.

 

5 dari 5 halaman

4. Lakukan Olah TKP

Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kombes Edy Purnomo mengatakan, pemeriksaan yang dilakukan timnya hanya untuk memastikan penyebab kematian Y.

Pihaknya tidak bisa memastikan apa yang dikonsumsi dan kapan mengonsumsi benda yang mengandung zat berbahaya itu.

"Nanti ada olah TKP untuk menentukan asal asam lambungnya dari mana," kata Edy.

Edy tidak bisa menduga-duga Y tewas akibat menenggak cairan pembersih saat ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Namun dia mengatakan, asam klorida juga bisa ditemukan pada cairan pembersih.

"Ini asam klorida yang mudah ditemukan dari mana, contoh paling simple biasanya pembersih itu (mengandung) asam klorida, tapi persentasenya berbeda-beda. Menunggu hasil penyidikan lebih lanjut sampai prosesnya, kapan minumnya," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.