Sukses

Jokowi Minta Bank Bantu Petani Beli Mesin Pertanian

Jokowi menyebut, harga mesin penggilingan padi, mesin pengering dan mesin pengemasan cukup bervariatif. Ada yang seharga Rp 500 juta, Rp 2 miliar hingga Rp 48 miliar.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi meminta bank membantu petani membeli mesin-mesin pertanian. Mesin yang dimaksud di antaranya mesin penggilingan padi, mesin pengering (dryer) dan mesin pengemasan.

"Problem sekarang pemberian RMU untuk kemasan dan dryer perlu dukungan perbankan," kata Jokowi saat bertemu ratusan pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Istana Negara Jakarta, Selasa (19/3/2019).

Direksi sejumlah bank milik negara hadir dalam pertemuan ini. Seperti PT Bank Tabungan Negara,, PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Mandiri dan PT Bank Rakyat Indonesia.

Jokowi menyebut, harga mesin penggilingan padi, mesin pengering dan mesin pengemasan cukup bervariatif. Ada yang seharga Rp 500 juta, Rp 2 miliar hingga Rp 48 miliar. Jokowi yakin perbankan bisa membantu petani untuk membeli mesin-mesin tersebut.

"Semuanya feasible untuk dibiayai bank," ujarnya.

Kepada petani, Jokowi mengingatkan agar mengubah pola pikir dalam mengolah hasil pertanian pascapanen sesuai dengan perkembangan zaman. Salah satu contohnya pengeringan padi. Jokowi mengatakan, sudah tidak cocok mengeringkan padi dengan cara menjemur di tengah jalan. Di era modernisasi ini pengeringan padi bisa menggunakan dryer.

"Mindset harus diubah," ucap dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dialog

Dalam kesempatan ini, Jokowi juga mengajak Wakil Dirut PT Bank Negara Indonesia Sunarto untuk berdialog. Jokowi bertanya mengenai proses pencairan kredit petani yang selama ini terkesan lamban.

"Produsen kelihatannya saya baca pengen masuk ke bank. Tapi kok sulit keluar uangnya. Penyebab lapangan apa?" tanya Jokowi.

"Mungkin kadang memang sulit ke bank. Tapi yang memang membuat sulit, bank yang diputar adalah utang dari masyarakat. Disalurkan lagi ke bapak ibu. Kalau macet tabungan bapak ibu enggak bisa dibalikkan sehingga harus prudent dan hati-hati sehingga hitungan harus pas," jelas Sunarto.

"Saya kira problem mungkin diperlukan pendampingan dari bank yang layak tetapi kalau administrasi belum terpenuhi kita dekati dengan program kemitraan softloan," imbuhnya.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.