Sukses

Permintaan Maaf Romahurmuziy Jadi Tersangka KPK

Saat hendak digelandang penyidik KPK ke dalam bui, Romahurmuziy memberikan surat terbuka kepada awak media.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menjadi tersangka kasus dugaan suap seleksi jabatan di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag).

Saat hendak digelandang penyidik KPK ke dalam bui, pria yang kerap disapa Romi ini memberikan surat terbuka kepada awak media yang sudah menunggunya. Dalam suratnya tersebut, dia meminta maaf kepada sejumlah pihak.

"Kepada rekan-rekan TKN Jokowi-Amin dan masyarakat Indonesia saya mohon maaf atas kejadian menghebohkan yang tidak diinginkan ini. Inilah resiko pribadi saya sebagai pemimpin yang harus saya hadapi dengan langkah-langkah yang terukur dengan mengedepankan azas praduga tak bersalah. Mohon doanya," tulis Romahurmuziy dalam suratnya ketika keluar dari gedung KPK, Sabtu (16/3/2019).

 Berikut isi surat terbuka Romahurmuziy:

1. Saya ingin memulai dengan pepatah Arab: Musibah yang menimpa suatu kaum akan menjadi manfaat dan faidah untuk kaum yang lain.

2. Saya merasa dijebak dengan sebuah tindakan yang tidak pernah saya pikirkan atau saya rencanakan. Bahkan, siapapun tidak. Itulah kenapa saya mempunyai sebuah permohonan silaturahmi di sebuah lobi hotel yang sangat terbuka dan semua tamu bisa melihatnya. Ternyata niat baik ini justru menjadi petaka.

3. Dengan adanya informasi pembuntutan saya selama beberapa pekan bahkan bulan sebagaimana disampaikan penyelidik, maka inilah resiko menjadi juru bicara terdepan sebuah koalisi yang menginginkan Indonesia tetap dipimpin oleh paham nasionalisme-religius yang moderat.

4. Kejadian ini juga menunjukkan inilah resiko dan sulitnya menjasi salah satu publik figur yang sering menjadi tumpuan aspirasi tokoh agama atau tokoh-tokoh masyarakat dari daerah.

5. Kepada rekan-rekan TKN Jokowi-Amin dan masyarakat Indonesia saya mohon maaf atas kejadian menghebohkan yang tidak diinginkan ini. Inilah resiko pribadi saya sebagai pemimpin yang harus saya hadapi dengan langkah-langkah yang terukur dengan mengedepankan azas praduga tak bersalah. Mohon doanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

6. Kepada warga PPP di seluruh pelosok tanah air, rekan-rekan pengurus DPP, DPW, DPC, PAC dan Ranting: Saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas seluruh persepsi dan dampak akibat kejadian yang sama sekali tidak pernah terlintas di benak ini. Jangan kendurkan perjuangan karena waktu dan meyakini PPP lebih dari mampu untuk melewati ambang batas parlemen. Saya akan segera mengambil keputusan yang terbaik untuk organisasi, setelah bermusyawarah dengan rekan-rekan fungsionaris DPP & DPW dalam keterbatasan komunikasi yang saya miliki saat ini.

7. Kepada kakak, adik-adik , keluarga besar, terkhusus istri dan anakku tercinta Ayah mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesedihan, kerepotan yang kalian terima. Dengan seluruh perasaan ayah yang masih tersisa saat ini, dengan segala ketulusan, ayah mohon keyakinan kalian bahwa apa yang sesungguhnya terjadi tidakkah seperti yang tampak di media. Ikhlaskanlah, takdir yang menimpa ayah sebagai pemimpin saat ini. Anakku permataku dan pembuat senyumku engkau harus tetap tegar belajar yang rajin karena UN sudah dekat. Tak usah kau pedulikan apa kata orang jika mereka membully-mu karena itulah resiko menjadi pemimpin politik sejati yang selalu ayah bilang. Ayah doakan semoga engkau tetap menjadi yang terbaik seperti biasanya di sekolahmu. Peluk cium ayahmu dari jauh yang selalu mencintaimu.

Istriku belahan nyawaku, engkaulah kekuatanku, aku yakin kita akan terus saling menguatkan menghadapi badai ini agar cepat berlalu. Aku merasakan begitu besarnya cinta dan kesungguhannya serta pengorbananmu mendampingiku. Terimakasih untuk terus mempercayaiku karenanya izinkan aku untuk terus mencintaimu. Titip ciuman untuk anak kita setiap hari.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.