Sukses

Kapolri Sebut Teroris Sibolga Sengaja Ingin Jebak Densus 88

Kapolri mengatakan, bom yang dibuat pasangan suami istri di Sibolga itu cukup berbahaya.

Padang - Pelaku bom di Sibolga, Sumatera Utara (Sumut) Husain alias Abu Hamzah, teroris Sibolga dan istrinya dipastikan merakit bom secara mandiri. Keduanya belajar merakit bom dari situs online.

Hal itu ditegaskan Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat berpidato di acara Kovensi Nasional Pendidikan Indonesia di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat (Sumbar), Kamis 14 Maret 2019.

Dia mengatakan, bom yang dibuat pasangan suami istri di Sibolga itu cukup berbahaya. Sebab, daya ledaknya bisa mencapai radius 100 meter.

"Pelaku belajar membuat bom itu dari internet. Tidak lagi dengan komando. Tapi sudah mandiri," beber Tito yang datang ke Padang bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Menurut Tito, peristiwa bom Sibolga menyadarkan semua pihak bahwa sel-sel teroris di Indonesia belum sepenuhnya habis. Bahkan, pelaku bom di Sibolga bergerak tanpa komando. Pelaku secara mandiri menciptakan bahan peledak.

Tito juga menceritakan kronologi penangkapan pelaku teror yang terjadi Selasa 12 Maret 2019. Setidaknya butuh waktu 10 jam bagi Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror untuk bernegosiasi agar istri pelaku menyerahkan diri.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tiket ke Surga

Sayangnya, negosiasi polisi tidak berhasil. Justru istri pelaku memilih melakukan aksi bom bunuh diri yang menewaskan dirinya bersama anak-anaknya.

Menurut Tito, pelaku teror Sibolga ini justru berharap dan menargetkan adanya kontak senjata dengan polisi. Pelaku sengaja memancing anggota Densus mendekat untuk kemudian dijebak ke dalam bom bunuh diri.

"Dia (istri AH) memang mau mati karena memercayai bom bunuh diri tiket ke surga. Kalau anggota polisi kan tidak berpikir seperti itu. Mereka menjalankan tugas," ujar jenderal bintang empat tersebut.

 

Ikuti berita Jawapos lainnya di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.