Sukses

BMKG: Waspadai Hujan pada Maret dan April

BMKG menilai ada kemungkinan terjadinya perbedaan intensitas hujan dalam wilayah yang sama.

Liputan6.com, Jakarta - Hujan masih akan terus terjadi di Indonesia hingga dua bulan ke depan. Curah hujan yang turun di berbagai wilayah akan terjadi dengan intensitas rendah maupun tinggi.

Menurut Deputi Meteorologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo, variabilitas kondisi cuaca harian dalam masa mengakhiri musim penghujan ini masih cukup signifikan, terlebih meningkatnya pertumbuhan awan yang mempengaruhi intensitas hujan lebat.

Terutama bagi wilayah Sumatera tengah ke arah selatan, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan serta Sulawesi Tenggara yang berpotensi mengalami pertumbuhan awan yang kuat.

"Apalagi pada saat ini ada aktivitas atmosfer yang memicu pertumbuhan awan yang cukup masif. Sehingga berpotensi munculnya curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat," Kata Prabowo di gedung BMKG, Jakarta, Rabu (6/3/2019).

Dia menambahkan, Maret hingga April merupakan masa peralihan musim kemarau yang diwarnai hujan lebat. Sebab pertumbuhan awan yang kuat memungkinkan intensitas hujan yang muncul menjadi lebat. Meski begitu, Menurut Prabowo ada kemungkinan terjadinya perbedaan intensitas hujan dalam wilayah yang sama.

"Ada daerah-daerah dengan intensitas hujan yang menjadi sangat lebat. Ada juga meskipun dalam periode waktu yang sama, saat ini, intensitas hujannya tidak sama," kata Prabowo

Prabowo mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap curah hujan yang lebat. Terutama bagi masyarakat di dataran rendah dan bantaran sungai.

"Yang perlu diwaspadai tentunya daerah-daerah dataran rendah maupun bantaran sungai. Karena potensi munculnya curah hujan lebat ini ada di daerah hulu, tapi kemudian yang terdampak di daerah hilirnya." Ujar Prabowo.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gelombang Tinggi

Aktivitas atmosfer terkait pola angin yang terbawa di langit Indonesia juga memberi dampak pada gelombang laut. Aliran udara yang relatif dominan memicu pertumbuhan gelombang tinggi sekitar 2,5 sampai 4 meter.

"Khususnya untuk daerah perairan sebelah barat, dari Sumatera dan sebelah selatan Jawa, hingga peraian selatan NTB, ini potensi terjadi gelombang tinggi pada ketinggian kurang lebih 2,5 sampai 4 meter." Jelasnya.

Menurut Prabowo, fenomena gelombang tinggi yang sedang terjadi tidak terlalu berdampak pada laut Jakarta. Ketinggian gelombang di wilayah laut sekitar Jakarta hanya setinggi 0,5 sampai 1,5 meter saja.

"Kalau dari sisi gelombang kebetulan Jakarta kan perairan Indonesia sebelah dalam ya. Sebetulnya gelombangnya tidak terlalu tinggi, di dalam laut Jawa ada skala 0,5 meter sampai 1,5 meter," ucap dia.

Berbanding terbalik dengan gelombang laut, masyarakat Jakarta justru harus waspada dan antisipasi dengan curah hujan yang lebat. Terutama bagi warga yang tinggal di daerah bantaran sungai maupun dataran rendah.

"40% wilayah Jakarta bagian Utara ini kan relatif di bawah permukaan laut. Sehingga kecenderungan untuk menjadi terendam lebih banyak," kata dia.

 

Reporter: Dewi Larasati

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • BMKG adalah singkatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang berstatus Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPN).

    BMKG

  • Musim Hujan