Sukses

Irigasi Perpompaan dan Perpipaan, Tingkatkan Produksi Pertanian Petani Pelaihari

"Dengan demikian lahan pertanian yang tidak terjangkau dengan irigasi waduk dan bendung yang umumnya secara grafitasi masih bisa mendapatkan air irigasi."

Liputan6.com, Jakarta Salah satu misi Indonesia adalah bisa menjadi lumbung pangan pada 2015. Terkait hal itu, demi meningkatkan sekaligus mempermudah produksi pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan optimalisasi irigasi.

Jenis irigasi yang saat dikembangkan Kementan adalah irigasi perpompaan dan perpipaan. Prinsip kerja Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan, dengan mengambil air dari sumber (diverting), membawa atau mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian (conveying), mendistribusikan air kepada tanaman (distributing), dan mengatur dan mengukur aliran air (regulating and measuring).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, tujuan dari Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan adalah memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta budidaya ternak.

"Meningkatkan intensitas pertanaman dan atau luas areal tanam, meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani, memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air irigasi, baik di daerah irigasi maupun non daerah irigasi," jelas Sarwo Edhy, Minggu (3/3).

Kunci utama dari jenis irigasi perpompaan adalah terdapatnya sumber air. Walaupun posisi air di bawah permukaan lahan pertanian tidak masalah. Itu karena menggunakan pompa untuk pemanfaatannya.

"Dengan demikian lahan pertanian yang tidak terjangkau dengan irigasi waduk dan bendung yang umumnya secara grafitasi masih bisa mendapatkan air irigasi," ujarnya.

Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan diprioritaskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering mengalami kendala atau kekurangan air irigasi terutama pada musim kemarau.

Output dari kegiatan ini adalah adalah terlaksananya kegiatan Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan sehingga tersedia sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh petani, baik sebagai suplesi atau conjunctive use di daerah irigasi maupun sebagai irigasi utama di non daerah irigasi (tail end).

"Program ini diharapkan dapat menambah luas areal tanam baru dan meningkatkan produksi atau produktivitas," katanya.

Desa Panggung, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan merupakan salah satu lokasi yang diberi kegiatan pengembangan sistem irigasi pompa. Demi terpenuhnya kebutuhan air yang akan digunakan sebagai hijauan makan ternak (HMT), dengan luas lahan kurang lebih 10 hektar dengan metode springkler.

Bantuan dari pemerintah berupa uang yang dikelola sendiri oleh kelompok tani. Kelompok tani kemudian menggunakan untuk pembelian pompa dan perlengkapannya, pembangunan rumah pompa, bak tampungan air dan jaringan irigasi pipa.

Pompa yang digunakan dengan spesifikasi bertipe sentrifugal, penggerak diessel dengan estimasi daya dorong 30 meter dan diameter pompa 4 inchi.

Irigasi perpompaan merupakan sistem irigasi dengan menggunakan pompa air yang pendistribusiannya melalui saluran terbuka maupun tertutup.

Irigasi perpompaan ini mencangkup tiga komponen utama yaitu pompa air dan kelengkapannya, bak penampung sebagai reservoir untuk mendekatkan jarak dari sumber air ke lahan. Kemudian jaringan distribusi baik tertutup maupun terbuka yang berfungsi untuk membawa dan atau membagi air ke lahan yang akan diairi.

"Sumber air berasal dari pemanfaatan air limpasan permukaan. Prinsip pemanfaatan ini sesuai dengan pesan Bapak Menteri Amran Sulaiman yang mengatakan bahwa 'jangan sampai air hujan yang jatuh ke tanah mengalir ke lautan dengan sia-sia'," kata Sarwo Edhy.

Sebuah tampungan dengan daya tampung air sekitar 700 meter kubik dibuatkan di daerah tersebut guna menampung air limpasan yang akan dipompa ke dalam bak penampung. Letak bak penampung 30m dari sumber air dengan ketinggian sekitar 1,5m dan berukuran 6m x 4m x 1m kemudian dialirkan secara gravitasi ke lahan petani.

Sebelumnya, para petani terkendala masalah air untuk minum, sanitasi ternak dan penyiraman HMT. Maka dengan adanya bantuan ini diharapkan petani dapat memanjakan sapi mereka dan menghasilkan sapi potong yang cukup berbobot serta dapat berkontribusi kepada pemerintah demi tercapainya nawacita lumbung pangan dunia 2045.

 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.