Sukses

Fakta-Fakta Penemuan WNI Korban Mutilasi di Malaysia

KBRI di Kuala Lumpur menyatakan tengah dan akan terus berkoordinasi intensif dengan Polisi Diraja Malaysia (PDRM) terkait penemuan jenazah WNI mutilasi tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Dua jenazah warga negara Indonesia (WNI) ditemukan di dekat Sungai Buloh, negara bagian Selangor, Malaysia pada 27 Januari 2019 dalam keadaan yang susah dikenali.

Sebelum penemuan jenazah, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) sudah menerima laporan hilangnya dua WNI di Malaysia.

Sebagai upaya identifikasi, kedua keluarga yang melapor kehilangan itu telah diberangkatkan ke Malaysia untuk menjalani tes DNA. KBRI di Kuala Lumpur menyatakan tengah dan akan terus berkoordinasi intensif dengan Polisi Diraja Malaysia (PDRM).

Menurut Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, dari hasil komunikasi, pihak PDRM meminta sejumlah bukti tambah untuk memperkuat identifikasi korban atas nama Nuryanto dan Ai Munawaroh. Salah satu korban mutilasi tersebut merupakan pengusaha tekstil asal Bandung.

"Data-data yang diminta PDRM yang akan dilengkapi KBRI antara lain dari sidik jari. Kebetulan sidik jari yang diketemukan di TKP baru satu tangan. Diidentifikasi tangan tersebut tangan laki-laki. Jadi, sangat besar kemungkinan tangan tersebut milik Saudara Nuryanto," tutur Dedi.

Berikut fakta-fakta penemuan jenazah WNI mutilasi di Malaysia dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Ditemukan di Dekat Sungai

Jenazah kedua WNI ditemukan di dekat Sungai Buloh, negara bagian Selangor, pada 27 Januari 2019, dalam keadaan yang susah dikenali. Sebagai upaya identifikasi, kedua keluarga telah berangkat ke Malaysia untuk menjalani tes DNA.

"Hingga saat ini, pihak PDRM masih terus berupaya untuk mengidentifikasi identitas kedua jenazah yang ditemukan. PDRM telah mengambil sampel DNA dari kedua keluarga WNI," kata pihak KBRi dalam siaran pers.

"Bekerja sama dengan KBRI Kuala Lumpur, PDRM juga telah menyerahkan data sidik jari salah satu korban yang ditemukan guna pencocokan rekam data sidik jari salah satu WNI," kata KBRI memberikan penjelasan lebih lanjut.

Apabila korban dinyatakan secara resmi sebagai WNI, KBRI menyatakan akan memberikan bantuan yang dibutuhkan secara maksimal, termasuk penanganan jenazah dan pengurusan kasus ke ranah hukum.

 

3 dari 5 halaman

2. Hasil Identifikasi, Salah Satu Korban Bos Tekstil

Polri dan Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM) memastikan potongan tubuh korban mutilasi yang ditemukan di pinggir Sungai Buloh, Selangor, Malaysia, adalah Ujang Nuryanto (37). Kepastian identitas bos tekstil asal Bandung itu diketahui melalui pemeriksaan sidik jari.

"Sidik jari jempol kiri setelah diidentifikasi, kemudian ada sidik jari pembanding ditemukan ada 12 titik kesamaan. Sangat akurat menunjukkan korban yang meninggal dunia atas nama Nuryanto," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta, Kamis, 14 Februari 2019.

Dedi mengatakan, temuan potongan-potongan tubuh tersebut telah diidentifikasi dan disinkronkan dengan bukti-bukti riwayat Nuryanto dari pihak keluarga.

PDRM mengonfirmasi bahwa identifikasi yang dilakukan tim Inafis Polri sama dengan potongan jasad yang ditemukan di Malaysia.

Nuryanto yang merupakan bos tekstil asal Bandung itu dikabarkan hilang saat tengah berada di Malaysia bersama staf pribadinya, Ai Munawaroh.

Diduga keduanya menjadi korban pembunuhan disertai mutilasi setelah kepolisian Malaysia menemukan tiga kantong berisi potongan tubuh.

Menurut Dedi, pihaknya juga memberikan informasi detail dari hasil percakapan Whatsapp korban.

"Kemudian juga diminta dari pihak Malaysia informasi transaksi rekening keuangan rekening BCA atas nama saudara Nuryanto. Itu juga akan kita berikan. Penguatan alat bukti tersebut sangat penting ungkap kasus ini setuntas-tuntasnya," pungkas Dedi.

Jenazah yang diduga Ai Munawaroh juga sudah berhasil diidentifikasi. Dia merupakan staf pribadi bos tekstil asal Bandung bernama Nuryanto yang jasadnya juga ditemukan di lokasi yang sama.

"Polri mendapat kabar bahwa telah keluar hasil tes DNA jenazah perempuan korban pembunuhan di Sungai Buloh, Selangor, Malaysia. Hasilnya itu korban positif Ai Munawaroh," tutur Dedi.

 

4 dari 5 halaman

3. Tangkap dan Tahan Dua Terduga Pelaku

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyampaikan, pihak kepolisian Malaysia (PDRM) telah mengamankan dua terduga pelaku pembunuhan disertai mutilasi terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) atas nama Nuryanto yang merupakan bos tekstil asal Bandung dan stafnya, Ai Munawaroh.

"Dari PDRM sudah amankan dua terduga pelaku Warga Negara Pakistan yang merupakan teman bisnis dari korban tersebut," tutur Dedi.

Pihak KBRI pun menjelaskan bahwa tersangka akan ditahan lebih lama dari masa penahanan pertama yang seharusnya, untuk mendapatkan hasil penyidikan yang lebih lengkap.

"Masa penahanan (reman) pertama atas 2 orang terduga pelaku yang akan berakhir 14 Februari 2019, rencananya akan diperpanjang sampai tanggal 24 Februari dalam rangka pengembangan penyidikan," kata sumber KBRI kepada Liputan6.com melalui pesan singkat.

Pada Selasa 12 Februari 2019, kepolisian Malaysia telah menangkap dua tersangka kasus mutilasi yang menimpa pengusaha tekstil asal Bandung, Nuryanto beserta stafnya, Ai Munawaroh.

 

5 dari 5 halaman

4. Polisi Buka Percakapan Korban dengan Terduga Pelaku

Kepala Divisi Humas Polri Irjen M. Iqbal mengatakan, pihaknya sudah memastikan WNI korban mutilasi yang ada di Malaysia adalah benar Ujang Nuryanto. Ia menjelaskan, bahwa kerja sama polisi dua negara berlaku dalam kasus mutilasi terhadap Nuryanto ini.

"Saat ini kita lewat divisi hubungan internasional Interpol melakukan upaya penyidikan. Kerja sama police to police jadi sangat koordinatif," ujarnya.

Iqbal juga menyebutkan percakapan via aplikasi pesan internet dan WhatsApp korban menjadi petunjuk kedua belah pihak untuk menelusuri kasus ini.

"Semua alat bukti dan petunjuk sudah dikumpulkan di kedua belah negara," tegasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.