Sukses

Mengenal Komunitas Remaja Pembuka Jalan Mobil Jenazah

Mengenakan rompi hijau maupun merah, anak muda Banten ini mencoba membantu sesama tanpa mengharapkan imbalan apa pun.

Liputan6.com, Serang - Sekelompok anak muda menamakan dirinya Indonesia Escorting Ambulance (IEA) memiliki kegiatan membuka jalur ambulans dan mobil jenazah agar bisa menembus kepadatan lalu lintas.

Belum satu tahun komunitas ini berdiri. Saat ini, baru ada di tiga wilayah Banten, yaitu Kota Cilegon, Kota Serang, dan Kabupaten Serang yang memiliki cabang IEA.

"Masyarakat belum terlalu ngasih jalan ke ambulans. Kita kan enggak tahu keadaan pasien yang ada dalam ambulans seperti apa. Apakah gawat, kritis," kata Heru Prasetyo, ketua sekaligus pendiri komunitas IEA saat ditemui di Polres Serang Kota, Senin (04/02/2019).

Mengenakan rompi hijau maupun merah, anak muda Banten ini mencoba membantu sesama tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Bahkan, saat bertemu ambulans maupun mobil jenazah di jalan, IEA siap membelah keramaian kota agar tidak terjebak kemacetan.

"Soal profit, tidak ada sama sekali. Dan saya tekankan kepada teman-teman, walaupun kita dikasih duit oleh para korban atau keluarganya, jangan pernah diterima," terang pemuda kelahiran 14 Januari 1993 ini.

Dalam kegiatannya, mereka membuka jalan dengan menggunakan sepeda motor. Para relawan juga selalu berkoordinasi dengan pihak kepolisian, terutama anggota polisi dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) agar terus dibekali kemampuan berkendara.

Beranggotakan 15 orang di Kota Cilegon dan 20 orang di wilayah Serang Raya, komunitas ini belum banyak dikenal masyarakat luas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sejarah Terbentuknya Komunitas

Komunitas ini terbentuk saat terjadi longsor di Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten tahun 2018. Saat itu, kendaraan ambulans pembawa korban sulit menembus padatnya lalu lintas di lokasi bencana.

Heru bersama temannya kala itu, berinisiatif membuka akses jalan untuk ambulans. Hingga kini, komunitas itu terus eksis dengan dibekali berbagai kemampuan dasar menolong korban dan kedisiplinan berlalu lintas.

"Kita ada pelatihan-pelatihannya juga. Pertama tentang pelatihan P3K, kita biasanya sebulan dua kali. Kedua, ngebuka jalan, kita ada namanya safety riding, biasanya kita ngundang dari Polres bagaimana cara untuk ngebuka jalan yang baik dan benar, ngawal," ujarnya.

Pihaknya meminta masyarakat pengguna jalan untuk memberikan ruang jika ada ambulans atau mobil jenazah yang melintas di jalan raya. Sehingga pasien ataupun korban bisa segera mendapatkan pertolongan medis.

"Jangan pernah egois untuk memberikan jalan kepada ambulans. Karena kita tidak tahu kapan, di mana, kita bisa menyelamatkan nyawa seseorang," ujar remaja asal Kabupaten Serang, Banten ini.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.