Sukses

Nama Baharudin Lopa Kembali Muncul, Siapa Dia?

Dalam Debat Capres Cawapres 2019, Jokowi menyebut nama Baharudin Lopa.

Liputan6.com, Jakarta Debat Calon Presiden (capres) dan Calon Wakil Presiden (cawapres) 2019 telah digelar di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). Pada sesi tanya jawab antar kandidat, cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno membuat pertanyaan yang diperuntukkan kepada capres dan cawapres nomor urut 01 yaitu Joko Widodo dan Ma'aruf Amin.

Sandiaga Uno mempertanyakan persoalan banyak hukum yang tumpang tindih hingga penunjukan aparat penegak hukum yang berafiliasi dengan partai politik tertentu.

"Bagaimana Bapak memberikan kepastian hukum, setelah empat tahun memimpin dan menunjukkan ketidakberhasilan dalam kepastian hukum?" tanya Sandiaga Uno.

Jokowi menjawab pertanyaan tersebut bahwa dirinya mengaku akan melakukan berbagai macam revisi undang-undang yang menghambat berkembangnya UMKM. Revisi undang-undang yang tidak pro terhadap investasi dan memperbaiki aparat yang tidak memberi pengayoman.

"Sebab menurut saya, hukum adalah bagaimana negara lindungi rakyat, memberi kepastian kepada investasi dan dunia usaha. Hukum juga tidak tebang pilih dan betul-betul bisa beri rasa tentram dan nyaman kepada rakyat," jelas Jokowi seperti Liputan6.com kutip dari Merdeka.com, Jumat (18/1/2019).

Cawapres nomor urut 02, Ma'aruf Amin pun menambahkan, bahwa program mereka ke depan adalah melanjutkan reformasi bidang hukum secara total.

"Penataan regulasi, menghilangkan tumpang tindih, dan membuat peraturan yang berkualitas serta menguntungkan dan mudahkan rakyat dan peluang investasi dan pengembangan UKM," tambah Ma'ruf.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Nama Baharudin Lopa Muncul Saat Debat Capres

Menanggapi hal itu, capres nomor urut 02, Prabowo Subianto pun bertanya pada Jokowi soal adanya kesan penegakan hukum tebang pilih. Hukum tumpul pada orang kaya dan orang yang punya koneksi dengan penguasa. Prabowo juga menanyakan soal penempatan kader partai politik di institusi penegak hukum.

"Jadi bagaimana kalau jabatan penting diberikan ke kader partai politik?" tanya Prabowo.

Jokowi menjawab pertanyaan tersebut, bahwa jabatan di institusi penegak hukum 'tidak haram' jika diserahkan kepada kader partai politik. Jokowi mencontohkan jabatan Jaksa Agung yang pernah dipegang oleh Baharudin Lopa.

"Saya kira kita tidak boleh diskriminasi. Jabatan tidak diberikan ke orang partai dan harus ke orang profesional. Jabatan yang penting adalah proses rekrutmen betul transparan, mengacu pada kompetensi, kepada integritas, kapasitas. Banyak aparat hukum yang berasal dari partai yang dalam memimpin cukup baik. Misalnya Baharudin Lopa dari PPP di Kejaksaan juga baik. Kenapa harus dibedakan. Saya rasa sama saja," tutup Jokowi.

3 dari 6 halaman

Profil dan Karier Baharudin Lopa

Profil Baharudin Lopa

Munculnya nama Bahrudin Lopa saat debat capres dan cawapres putaran pertama ini, membuat banyak orang bertanya-tanya tentang sosoknya tersebut. Baharudin Lopa adalah legenda aparat negara yang jujur, sederhana serta tegas. Baharudin Lopa menjadi teladan tentang pentingnya kejujuran dalam menjalani tugas-tugas keseharian sebagai abdi negara.

Baharudin Lopa lahir dari keluarga terpandang, pada 27 Agustus 1935, di Pambusuang, Balanipa, Polewali Mandar. Mulai sekolah dasar hingga sarjana, dirinya belajar di Sulawesi Selatan. Lopa merupakan Doktor Hukum Laut lulusan Universitas Diponegoro, Semarang pada tahun 1982.

Karir Baharudin Lopa

1. Bupati Majene Dirinya diminta oleh Panglima Militer Hasanuddin, Kolonel M. Jusuf untuk menjadi bupati saat umurnya 25 tahun. Di sini, dirinya berhadapan dengan Andi Selle, orang yang paling ditakuti di sekitar Sulawesi Barat dan Pare-pare.

2. Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan tahun 1982.

3. Direktur Jenderal (Dirjen) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dari 1988 hingga 1995.

4. Anggota Komnas HAM di Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi pada tahun 1993-1998.

5. Kepala Kejaksaan Tinggi di Sulawesi Tenggara, Aceh, Kalimantan Barat, mengepalai Pusdiklat Kejaksaan Agung di Jakarta.

6. Jaksa Agung Republik Indonesia pada 6 Juni 2001 sampai wafatnya pada 3 Juli 2001.

4 dari 6 halaman

Gebrakan Baharudin Lopa yang Pernah Dilakukan

Almarhum Baharudin Lopa merupakan politikus dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang pernah menjabat menjadi Jaksa Agung. Berawal dari sinilah sosoknya lebih dikenal karena telah membuktikan berhasil lepas dari intervensi.

Sebelum masuk ke politik, Baharudin Lopa dikenal sebagai jaksa. Kemudian karirnya berlanjut di Departemen Kehakiman dengan jabatan tertinggi yaitu sebagai Dirjen Permasyarakatan.

Saat Baharudin Lopa menjadi Jaksa Agung, pada Juni 2001 hingga 3 Juli 2001, dirinya pernah melakukan beberapa gebrakan. Ia pernah membongkar kasus yang melibatkan orang terkenal, termasuk meneruskan penyelidikan kasus BLBI II.

Sosok kelahiran 27 Agustus 1935 ini juga menangani dugaan kasus korupsi kroni Presiden Soeharto. Walaupun dirinya tidak berhasil menyeret Soeharto, karena selalu mangkir dalam sidang karena alasan sakit, setidaknya Lopa telah berhasil menyeret kerabat Soeharto, mantan Menteri Perindustrian, Bob Hasan ke rumah tahanan Nusakambangan.

Gebrakan lain yang pernah dilakukannya adalah pernah menyeret seorang pengusaha besar, Tony Gozal atau Go Tiong Kien yang dianggap kebal terhadap hukum. Di tangan almarhum Lopa, tidak boleh seorang pun kebal terhadap hukum seperti Gozal ini yang ternyata memiliki hubungan dengan pejabat Negara. Gozal pun akhirnya diseret ke pengadilan dengan tuduhan telah memanipulasi dana reboisasi di Departemen Kehutanan sebesar Rp 2 miliar.

Lopa juga pernah menyelidiki para konglomerat Indonesia seperti Arifin Panigoro, Akbar Tandjung, dan Nurdin Halid dalam berbagai kasus korupsi. Terjunnya Lopa sebagai Jaksa Agung saat itu, diharapkan dapat memberikan titik cerah terhadap penanganan korupsi Soeharto dan kroni-kroninya.

5 dari 6 halaman

Karya Baharudin Lopa

Baharudin Lopa merupakan sosok penegak hukum yang rajin menulis. Bahkan jika saat sedang bersantai dan tiba-tiba muncul ide di pikirannya, Baharudin Lopa langsung menyuruh ajudannya untuk mencatat apa yang diucapkannya. Setelah itu, ide-ide yang muncul itu pun Lopa kembangkan menjadi sebuah buku.

Saat dirinya sedang bertugas di Kendari, Lopa telah menghasilkan karya berupa buku tentang bagaimana cara menanggulangi bahaya komunis di Sulawesi Tenggara. Saat Baharudin Lopa menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi di Sulawesi Selatan, dirinya juga pernah menulis buku tentang bahaya komunisme bagi demokrasi.

Tidak hanya buku, Lopa juga dikenal dengan kata-kata mutiara yang diajarkannya untuk para bawahan. Salah satunya adalah 'Janganlah takut menegakkan hukum dan jangan takut mati demi menegakkan hukum'.

6 dari 6 halaman

Baharudin Lopa Wafat

Baharudin Lopa wafat di usia 65 tahun. Ia meninggal di Riyadh, Arab Saudi pada 3 Juli 2001. Baharudin Lopa meninggal akibat gangguan pada jantungnya.

Meninggalnya Baharudin Lopa dikarenakan dirinya terlalu lelah. Hal itu dikarenakan sejak tiba di Riyadh, Baharudin Lopa tidak cukup istirahat. Hal ini menurut penerangan dari Kedubes Indonesia untuk Arab Saudi, Joko Santoso.

 

 

Reporter: Nisa Mutia Sari

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.