Sukses

Untung-Rugi Debat Pilpres dengan Kisi-Kisi

Memberikan pertanyaan sebelum debat dimulai adalah suatu hal yang tidak lazim dilakukan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Debat perdana antar calon presiden akan dilangsungkan pada Kamis, 17 Januari 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan. Sebelumnya, keputusan KPU untuk ‘membocorkan’ daftar pertanyaan debat sendiri telah menuai banyak kontroversi.

Tentunya hal ini menjadi sorotan berbagai kalangan masyarakat, terutama universitas. Salah satunya adalah Pembina Klub Debat Bahasa Inggris Universitas Indonesia (UI), Anna Amalyah Agus, yang juga merupakan dosen Fakultas Ekonomi.

Menurutnya, memberikan pertanyaan sebelum debat dimulai adalah suatu hal yang tidak lazim dilakukan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

"Kalau pada pemilu sekarang diberikan pertanyaan di awal, aspek penguasaan masalah, berpikir cepat dan presentasi yang menarik tidak dapat tereksplorasi dengan baik. Padahal itu adalah salah satu esensi utama dari aktivitas debat yang baik," ujar Anna saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (16/1/2017).

Anna yang pernah membina klub debat hingga juara dan best speaker di australasian debating championship, mengatakan pemilihan umum seharusnya adalah ajang untuk mencari pemimpin yang terbaik di antara putra-putri bangsa yang terbaik.

"Jika di kampus sudah dibiasakan mekanisme debat sebagai salah satu mekanisme memilih ketua atau pimpinan organisasi secara fair tanpa ada kisi-kisi, kenapa KPU terkesan menurunkan standarnya ya? Padahal yang dipilih menentukan setidaknya 5 tahun ke depan arah atau nasib bangsa ini ke depannya,” ungkap Anna.

Menurutnya, kunci memenangkan lomba debat adalah kemampuan berpikir cepat, analisa yang tajam, dan kemampuan presentasi yang menarik. Wawasan yang luas juga tentunya sangat menopang ketika debat berlangsung, sebab pertanyaan yang dilontarkan dapat meliputi berbagai aspek keilmuan.

Topik dalam debat pun biasanya umum. Selain itu, aktivitas debat dapat menggali seseorang secara mendalam dari sisi intelektualitas, yaitu dari segi kemampuan menganalisis, berpikir cepat, dan mempresentasikan ide secara menarik.

Begitu juga dari sisi kepribadian, yaitu melalui kesantunan pilihan kata, mengikuti peraturan yang berlaku, dan pengelolaan emosi.

"Secara individu, saya berharap komunitas atau klub debat mahasiswa di kampus-kampus seperti UI, ITB, UGM, Brawijaya, dan sebagainya yang telah memiliki prestasi di berbagai lomba debat tingkat internasional dapat menjadi contoh bagaimana menyelenggarakan debat yang mengedepankan logika, data dan presentasi yang menarik," ujar Anna.

Anna juga berharap agar ke depan, klub debat yang ada di universitas dapat menjadi moderator debat untuk pemilihan presiden dan anggota legislatif. Hal ini untuk menjaga proses debat yang baik, sekaligus secara tidak langsung menyampaikan isu-isu yang menjadi perhatian kaum milenial.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penting

Menurut Anna, debat Pilpres menjadi sangat penting dalam rangkaian pesta demokrasi. Apa yang disampaikan kontestan Pilpres diharapkan dapat menjadi penentu bagi mereka yang belum mengenal capres-cawapres secara menyeluruh.

"Debat menjadi penting mengingat saat ini publik sudah mengalami framing dari media massa atau media sosial, baik petahana maupun penantang, yang belum menggali kontestan secara menyeluruh," jelas Anna.

Menurutnya, debat ini mungkin tidak akan berguna bagi yang sudah menjadi pendukung fanatik salah satu pasangan calon. Namun, debat ini akan berdampak untuk mereka yang masih belum menentukan pilihannya.

"Debat yang baik serta netral akan bermanfaat bagi para swing voter yang masih belum menentukan arah pilihannya, dan tentunya juga akan menjadi sebuah proses pendidikan politik yang baik di masyarakat," dia menambahkan.

Anna menyinggung keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memberitahukan kisi-kisi materi sebelum debat berlangsung. Menurutnya, hal tersebut tidak lazim dilakukan dalam sebuah ajang debat, baik nasional maupun internasional.

"Kalau pada pemilu sekarang diberikan pertanyaan di awal, aspek penguasaan masalah, berpikir cepat dan presentasi yang menarik tidak dapat tereksplorasi dengan baik. Padahal itu adalah salah satu esensi utama dari aktivitas debat yang baik," ungkap Anna.

UI sendiri merupakan kampus yang sudah seringkali menjadi juara perlombaan debat, di mana terakhir kali tim debat Bahasa Inggrisnya mendapatkan penghargaan best speaker pada perlombaan National University Debating Championship (NUDC) yang diselenggarakan Ristekdikti (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.