Sukses

4 Kota di Jabar Ini Jadi Lokasi Longsor yang Renggut Korban Jiwa

Bencana tanah longsor ini menjadikan Sukabumi, satu dari sekian banyak daerah di Provinsi Jawa Barat yang sangat rawan bencana.

Liputan6.com, Jakarta - Korban meninggal dunia akibat longsor di Kecamatan Cisolok, Sukabumi, bertambah. Hingga Rabu, 2 Januari 2019, jumlah korban yang tertimbun material longsor menjadi 15 orang, di mana 11 di antaranya telah teridentifikasi.

Longsor yang menerjang Kampung Cimapag, Desa Sinaresmi, Sukabumi, Jawa Barat, terjadi Senin sore, 31 Desember 2018. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, saat longsor wilayah tersebut tengah diguyur hujan dengan intensitas ringan.

"Saat kejadian, hujan ringan 16,7 mm/perhari," kata dia.

Bencana tanah longsor ini menjadikan Sukabumi, satu dari sekian banyak daerah di Provinsi Jawa Barat yang sangat rawan bencana.

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, tercatat dari 1.560-an bencana yang terjadi di Jawa Barat, 550 di antaranya adalah bencana longsor.

Daerah mana sajakah itu? Berikut ini empat bencana longsor di Jawa Barat yang telah merenggut banyak korban jiwa sepanjang 2018:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Bogor

Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat disebutkan, sepanjang November 2018 telah terjadi 101 peristiwa tanah longsor dan banjir. Khusus di Kabupaten Bogor, longsor telah terjadi sebanyak 20 kali.

Senin, 5 Februari 2018. Saat itu waktu menunjukkan pukul 12.30 WIB. Longsor menerjang Kampung Maseng RT 02/08, Desa Warung Menteng, Kecamatan Cijeruk. Akibat bencana ini tiga rumah warga tertimbun material longsor.

Dari peristiwa ini, delapan orang terluka, sementara enam lainnya dikabarkan meninggal dunia. Keenam orang tersebut meruapakan satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri dan keempat anaknya.

Mereka adalah Nani (30) dan suaminya Asep (45), Alan (17), Aurel (2), Aldi (8), dan Adit (9). Sekitar 300 personel gabungan dan anjing pelacak diturunkan untuk mencari para korban yang diduga tertimbun longsor saat itu.

Nani dan kedua anaknya Aurel dan Aldi ditemukan Tim SAR, Selasa pagi, 6 Februari 2018. Ketiga jenazah ditemukan saling berdekatan dan terkubur sedalam 3 meter.

Saat ditemukan jasad Aurel dalam kondisi mengenaskan. Sementara, jenzah korban Maulana Yusuf ditemukan terkubur di dalam tanah sedalam 4 meter di hari yang sama, pukul 14.50 WIB. Keesokan harinya, Tim SAR kembali menemukan jasad Adit.

3 dari 5 halaman

2. Tasikmalaya

Banjir bandang dan longsor juga menerjang delapan kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Selasa, 6 November 2018. Tujuh orang dilaporkan meninggal dunia.

Kondisi ini dipicu oleh sejumlah sungai di wilayah Tasikmalaya yang meluap akibat diguyur hujan seras sejak sehari sebelumnya.

"Kejadian diperkirakan sekitar pukul 01.00 dini hari," ujar Herman Suherman, Satgas BPBD Tasikmalaya, saat dikonfirmasi Liputan6.com, Selasa (6/11/2018) malam.

Dari tujuh korban, lima di antaranya berhasil ditemukan. Mereka merupakan korban meninggal dunia akibat terseret arus sungai dan tertimbun material longsor. Masing-masing berasal dari tiga kecamatan yang berbeda, yakni Kecamatan Culamega, Kecamatan Cipatujah, dan Kecamatan Cikalong.

Status tanggap darurat bencana ditetapkan Pemda Tasikmalaya selama tiga hari, setelah wilayahnya diterjang banjir dan longsor.

"Walaupun sekarang kelihatannya sudah hancur seperti ini, tapi masyarakat yang ada di pinggiran kali tidak ada korban. Kecuali yang di wilayah Cipatujah ," kata Sekda Kabupaten Tasikmalaya H. Abdul Qodir.

Tidak hanya korban jiwa, bencana ini juga merendam ribuan rumah warga dan merusak infrastruktur daerah.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Dicky Saromi, akibat bencana longsor di Kecamatan Cipatujah menyebabkan 832 kepala keluarga terkena dampak, 78 unit rumah rusak berat, 144 rumah rusak sedang dan 95 rusak ringan.

4 dari 5 halaman

3. Bandung Barat

Sementara itu, bukit setinggi 200 meter di Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, longsor. Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu malam, 4 Maret 2018.

Bencana tanah longsor ini mengakibatkan Damah dan anak perempuannya, Puja meninggal dunia akibat tertimbun material longsor.

Longsor dari bukit setinggi 200 meter itu dipicu oleh hujan deras yang turun kawasan tersebut sejak Minggu malam. Sementara itu, Komar, sang ayah yang saat itu sedang pergi ke ladang, luput dari terjangan longsor.

5 dari 5 halaman

4. Sukabumi

Hingga Kamis Pagi (3/1/2019), jumlah sementara korban longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, berjumlah 15 orang.

Dari 15 korban, 13 orang sudah diidentifikasi, yaitu Hendra (38), Sasa (4), Ukri (50), Riska (27), Rita (15), Yanti (38), Ahudi (60), Suryani (35), Jumhadi (47), Yarni (26), Sukiman (75), Umih (70), dan Enda (43).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyatakan, masih ada sekitar 20 orang lagi yang menurut laporan keluarganya masih belum ditemukan pascabencana tanah longsor, 31 Desember 2018.

"Nama korban yang belum ditemukan tersebut merupakan hasil laporan dari warga yang merasa kehilangan anggota keluarganya setelah bencana tanah longsor yang melanda Desa Sirnaresmi," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman seperti dikutip Antara, Kamis (3/1/2019).

Pada hari ketiga upaya pencarian, tim SAR gabungan beranjak ke lokasi tempat korban tertimbun longsoran tanah. Petugas juga menyiapkan alat berat untuk menyingkirkan puing rumah, lumpur, dan material longsoran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.