Sukses

4 Aksi Ridwan Kamil saat Tinjau Korban Longsor Sukabumi

Menyadari sebagian besar Provinsi Jawa Barat merupakan zona merah rawan bencana, ini yang dilakukan Ridwan Kamil untuk meminimalisir jatuhnya korban longsor di Sukabumi.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meninjau lokasi terdampak longsor di Dusun Garehong, Desa Sirnaremi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menyadari, bahwa sebagian besar Provinsi Jawa Barat memang merupakan zona merah rawan bencana.

"Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, tercatat dari 1.560-an bencana yang terjadi di Jawa Barat. 550 di antaranya adalah bencana longsor," ungkap Ridwan, Rabu (2/1/2019).

Untuk itu dia menginstruksikan semua kepala daerah mengingatkan warganya agar tidak tinggal di daerah yang masuk dalam daerah rawan bencana.

Berikut aksi Ridwan Kamil agar warganya tak menjadi korban bencana longsor Sukabumi: 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Evakuasi Warga

Sebelumnya, longsor yang menerjang permukiman warga di Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Senin sore, 31 Desember 2018 mengakibatkan 30 rumah yang dihuni 32 kepala keluarga (KK) atau 107 jiwa tertimbun longsor.

Dari 107 orang, hingga Selasa sore, 1 Januari 2019, jumlah korban meninggal mencapai 11 orang, 63 orang selamat, dan 26 warga yang diduga masih hilang.

Melihat kondisi ini, Pemprov Jawa Barat belum memikirkan relokasi rumah yang rawan terdampak longsor. Hal pertama yang dilakukan Ridwan adalah mengevakuasi warganya, khususnya di Desa Sirnaresmi.

"Dalam kebencanaan selalu ada dua tahap. Pertama tahap tanggap darurat, yang kedua adalah pasca bencana atau post rekonstruksi," ucap Ridwan.

"Dengan mengevakuasi, untuk sementara kehidupan mereka yang sudah selamat bisa aman dulu," kata Ridwan.

 

3 dari 5 halaman

2 Siapkan Tenda Pengungsian

Ridwan mengaku pihaknya juga telah menyediakan tenda pengungsian bagi korban terdampak longsor Sukabumi di sekitar lokasi.

Namun, para warga lebih memilih mengungsi di rumah sanak saudara.

"Kampung adat Cimapag sangat menjunjung tinggi nilai nilai luhur kemanusiaan. Rata-rata, korban yang selamat sudah aman dan nyaman di rumah sanak saudara yang jarak radiusnya tak terlalu jauh," tambahnya.

4 dari 5 halaman

3. Edukasi Warga

Imbauan Kang Emil selanjutnya agar mencegah jatuhnya korban adalah mengedukasi warga setempat akan rawannya tempat tinggal yang dihuni saat ini.

"Mengedukasi dulu karena untuk memahami dalam kondisi bencana aja gak mudah gitu, dia tidak merasa, pas kejadian baru sadar. Pas gak kejadian dia merasa teori kita tidak menjadi atensinya," ucap Ridwan.

Bukan perkara mudah menurut Ridwan untuk membujuk warganya segera pindah ke lokasi yang lebih aman. Dia mengaku, mereka kerap menyepelekan dan buktinya korban berjatuhan.

"Kalau lihat peta Jawa Barat semuanya merah, Sukabumi dua pertiganya merah, contoh Pak Bupati sudah mengarahkan jangan tinggal di daerah Curug Kembar. Sudah di edukasi, warganya kan tidak mau," kata dia di Desa Sirnaresmi, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (2/1/2019). 

5 dari 5 halaman

4. Beri Instruksi pada Kepala Daerah

BNP mencatat dari 1.560-an bencana yang terjadi di Jawa Barat. 550 diantaranya adalah bencana longsor. Ridwan menginstruksikan seluruh kepala daerah dan warga agar mewaspadai bencana tersebut. 

Selain bahaya tanah longsor, menurutnya Provinsi Jawa Barat juga rentan akan bahaya banjir. 

"Kalau longsor ini secara geografisnya kebanyakan Jawa Barat Tengah ke selatan, Kalau Jawa Barat tengah ke utara, rata-rata peristiwanya lebih banyak banjir," ucap dia.

"Kenapa begitu? karena secara geologis dari Tengah Jawa Barat ke Selatan itu miringmya curam. Dari Tengah ke Utara relatif rata jadi kondisinya begitu," lanjut Emil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.