Sukses

5 Kondisi Warga dan Anak Gunung Krakatau Usai Tsunami

Data sementara yang dikeluarkan BNPB, hingga Rabu, 24 Desember kemarin, jumlah korban meninggal dunia akibat tsunami mencapai 430 orang.

Liputan6.com, Jakarta - Lima hari pascatsunami menghantam sejumlah kawasan di pesisir Selat Sunda, korban diperkirakan masih terus bertambah.

Data sementara yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Rabu, 24 Desember kemarin, jumlah korban meninggal dunia akibat tsunami mencapai 430 orang.

"Jumlah korban luka masih 1.485 jiwa, masih hilang 154 jiwa," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPBl Sutopo Purwo Nugroho saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Rabu, (26/12/2018).

Menurut Sutopo, korban yang hilang diduga masih berada di wilayah terisolir seperti di Kecamatan Sumur. Namun, Tim SAR terkendala akses yang sulit dijangkau. Untuk menjangkau titik tersebut dibutukah waktu sekitar 4 jam dari Kabupaten Pandeglang.

Lalu, bagaimana kondisi terkini warga pascatsunami dan Gunung Anak Krakatau setelah erupsi?

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Puluhan Ribu Orang Mengungsi

Dampak tsunami Selat Sunda, sebanyak 21.991 orang kini mengungsi. Mereka tersebar di Kabupaten Pasawaran dan Lampung Selatan, Lampung, serta Kabupaten Serang dan Pandeglang, Banten.

Dari jumlah tersebut, 17.477 pengungsi berada di Kabupaten Pandeglang, 4.200 orang mengungsi di Kabupaten Lampung Selatan, 231 orang di Pasawaran, dan 83 orang mengungsi di Serang.

"Sementara, 159 orang masih dinyatakan hilang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan dalam siaran tertulisnya, Jakarta, Rabu, 26 Desember 2018.

3 dari 6 halaman

2. 1.300 Orang Masih di Pulau Sebesi

Pulau Sebesi berada di wilayah Desa Tejang, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Pulau ini hanya berjarak 10 kilometer saat Gunung Anak Krakatau erupsi. Diperkirakan jumlah penduk di Pulau Sebesi sebanyak 2.800 orang.

Saat Gunung Anak Krakatau meletus, 1.500 orang telah dievakuasi. Kini ada sekitar 1.300 jiwa yang masih ada di Pulau Sebesi.

"Warga di Pulau Sebeasi memang ada yang memilih tetap tinggal, sementara lainnya meminta dievakuasi," kata Kepala BPBD Kabupaten Lampung Selatan, I Ketut Sukerta, seperti dilansir Antara, Rabu, 25 Desember 2018.

Rencananya, Kamis (27/12/2018) ini, BPBD kembali melakukan evakuasi warga.

4 dari 6 halaman

3. Status Gunung Anak Krakatau Naik Jadi Siaga

Pagi ini, Kamis (27/12/2018), sekitar pukul 06.00 WIB tadi, status Gunung Anak Krakatau naik dari waspada menjadi siaga.

Alasan di balik naiknya status Gunung Anak Krakatau belum diketahui secara pasti.

"Itu pusat yang menaikkan status. Kami hanya melaporkan aktivitas saja," ujar petugas pos pantau Gunung Anak Krakatau Lampung, Andi Suandi, ketika dihubungi, Kamis (27/12/2018).

Hari ini, lava pijar terus terlihat dari atas puncak gunung. Bahkan, Rabu 26 Desember 2018, abu vulkanik erupsi Gunung Anak Krakatau tersapu angin Cilegon dan sebagian Serang.

5 dari 6 halaman

4. Butuh Pakaian Layak dan Makanan

Harta benda milik warga tak ada yang terselamatkan saat gelombang tsunami menyapu permukiman di sepanjang pesisir pantai Selat Sunda. Yang tersisa hanya baju yang melekat di badan. 

Kini lebih dari 21 ribu warga, baik di Lampung dan Banten sangat membutuhkan pakaian layak pakai dan makanan. 

"Pakaian yang saya pakai hanya tersisa yang di tubuh karena rumah saya hancur diterjang tsunami. Bahkan paman dan bibi saya pun meninggal," kata salah satu warga Dusun 1, Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Rabu, 26 Desember 2018 seperti dilansir Antara.

Dia mengaku masih takut dan trauma sehingga memilih bertahan di bukit untuk mengungsi dan hanya sesekali turun ke posko bantuan yang dipusatkan di SMAN 1 Rajabasa.

"Saya ke sini untuk meminta makanan dan pakaian, karena sudah tidak ada lagi. Kalau kebutuhan tentunya banyak tetapi yang terpenting ada pakaian dan makanan," kata dia.

6 dari 6 halaman

5. Pascatsunami, Pandeglang Direndam Banjir

Pascatsunami, Kabupaten Pandeglang terendam banjir setinggi 1,5 meter. Banjir disebabkan meluapnya Sungai Cipunyen Agung yang meluap akibat curah hujan yang cukup tinggi, sejak Rabu pagi, 26 Desember 2018. 

Menurut petugas dari BPBD Pandeglang Ade Mulyana, ada sekitar 1.014 rumah di Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, yang terendam banjir.

Beberapa daerah lainnya di Kabupaten Pandeglang, Banten, yang ikut terendam banjir, berada di Kecamatan Sukaresmi, Munjul, Angsana, Bojong, Patia, Pagelaran dan Panimbang.

"Akses jalan sempat terputus tidak bisa dilalui kendaraan, tapi sekarang sudah bisa dilalui, karena sudah mulai surut," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.