Sukses

4 Catatan 'Kebesaran' Soeharto yang Perlu Diketahui Publik

Kebesaran Soeharto adalah sukses memborong tiga jabatan panglima militer sekaligus hanya dalam dua minggu saja.

Liputan6.com, Jakarta - Apa yang perlu diingat publik tentang sosok Presiden ke-2 Soeharto? Ketua Badan Pengurus Setara Institute, Hendardi merilis catatan penting tentang kebesaran Soeharto yang perlu diingat masyarakat.

"Kebesaran Soeharto adalah sukses memborong tiga jabatan panglima militer sekaligus hanya dalam dua minggu saja, yaitu Panglima AD, Pangkostrad, kemudian Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) di tahun 1965," jelas Hendardi.

Meski menjabat rangkap, lanjutnya, keadaan darurat tetap dijalankannya. Maka, perkiraan secara moderat selama 1965 sampai 1966, sebanyak 500.000 warga sipil jadi korban pembantaian. Serta 1,6 juta orang dijebloskan ke penjara.

"Kebesarannya adalah catatan rekor jumlah korban pembantaian, serta penahanan warga negara secara sewenang-wenang," ungkap Hendardi.

korban-korban lainnya tercatat dalam invasi militer ke Timor Timur (1975-1976), memberlakukan Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh (1989-1998), pembunuhan misterius (1982-1984), dan pembataian Tanjungpriok (1984).

Dari sanalah menurut Ketua Badan Pengurus Setara Institute ini, Soeharto dinobatkan sebagai jenderal besar dengan pangkat bintang lima.

"Glorifikasi nama Soeharto perlu ditandingkan dengan pendapat berbeda dan dilengkapi dengan sejumlah informasi agar kita tidak terperangkap dalam kultus pribadi," ucap Hendardi kepada Liputan6.com, Sabtu (8/12/2018).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berkutat dengan Isu Pembangunan

Hendardi juga mengingatkan, bagaimana Soeharto selalu berkutat dengan isu pembangunan sejak 1973, yang disebutnya dengan Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I sampai Pelita VI tahun 1998.

"Meski periode pemerintahannya menimbulkan korban penggusuran, kesengsaraan buruh, serta hutan gundul dan tambang terkuras, Soeharto diberi gelar Bapak Pembangunan. Hal itu sesuai dengan Ketetapan MPR No. V/MPR/1983," jelas Hendardi.

Dia juga membeberkan, gaji Soeharto sebesar 1.764 dolar AS per bulan membuat Panglima AD ini bertengger menjadi presiden yang memiliki kekayaan tak tertandingi di dunia. Dengan kisaran kekayaan keluarganya 15-73 miliar dollar AS.

"Jumlahnya mengalahkan penguasa Filipina Ferdinand Marcos dan penguasa Zaire Mobutu Sese Seko," tutur Hendardi.

3 dari 3 halaman

Kekayaan Keluarga

Sementara itu, bicara soal kekayaan keluarganya, menurut dia, bersumber dari dua sayap, yaitu kerajaan bisnis keluarga dan kerabat, serta puluhan yayasan dalam pengumpulan dana.

"Bayangkan, satu yayasan saja, misalnya, Yayasan Supersemar, digugat Rp 4,4 triliun. Perkara ini dimenangkan Kejaksaan Agung. Kini dijalankan eksekusi termasuk menyita kantor Partai Berkarya, Gedung Granadi. 'Kebesaran Soeharto' berdasarkan catatan-catatan itu diakui dunia," pungkas Hendardi.

"Banyak lembaga dan media luar negeri menobatkan Soeharto sebagai 'Diktator Kejam' atas berbagai pembantaian sipil dilakukannya. Ia (Soeharto) disejajarkan dengan penguasa kejam dunia seperti Hitler, Stalin, dan Polpot," tambahnya.

Atas kekayaannya, masih kata dia, lembaga seperti Tranaparency International, dan media massa seperti New York Times serta Forbes, memberi 'gelar kebesaran' untuk Soeharto. Yakni 'Presiden Terkorup Sedunia'.

"Begitulah kebesaran Soeharto yang telah dicatat oleh beberapa lembaga dan banyak media. Dengankebesaran yang sempurna itu, maka kampanye macam apa lagi yang mau dibesar-besarkan? Hasil berbagai studi ini dapat menjadi pelajaran bagi generasi milenial yang mau belajar Soeharto," kata Hendardi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.