Sukses

Denny Indrayana: Korupsi di Zaman Soeharto Sulit Dibantah

Polemik soal kasus korupsi Soeharto mencuat seiring calon presiden Prabowo Subianto menyebut korupsi sekarang ini layaknya kanker stadium empat.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pendiri Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Denny Indrayana, menilai maraknya korupsi di era pemerintahan Soeharto, memang sulit untuk dibantah.

"Soal maraknya korupsi di zaman pemerintahan Pak Harto (Soeharto) saya pikir sulit untuk dibantah. Meskipun, secara hukum tidak ada putusan pengadilan yang mempidanakan Pak Harto secara pribadi," ucap Denny kepada Liputan6.com, Jumat (30/11/2018).

Saat meninggal, sambung dia, Soeharto masih berstatus terdakwa kasus korupsi. Namun, status itu kini telah gugur demi hukum lantaran yang bersangkutan wafat.

"Sudah tidak terdakwa. Karena kasus gugur secara hukum saat beliau wafat," kata mantan staf khusus Presiden bidang Hukum, HAM, dan Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme 2008-2011 ini.

Menurut Denny, korupsi di era sekarang juga belum berkurang. Akan tetapi diuntungkan dengan hadirnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dan lainnya.

"Tapi korupsi masih belum berhasil diberantas," pungkasnya.

Polemik soal kasus korupsi Soeharto mencuat seiring calon presiden Prabowo Subianto menyinggung dan menyebut tingkat korupsi sekarang ini layaknya kanker stadium empat. "Isu utama di Indonesia sekarang adalah maraknya korupsi, yang menurut saya sudah seperti kanker stadium empat," tegasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Direspons Kubu Jokowi

Pernyataan Prabowo itu direspons kubu Jokowi. Yang memandang bahwa korupsi memang marak terjadi di masa pemerintahan Soeharto, yang notabene mantan mertuanya Prabowo.

"Sampai sekarang kita harus mencuci piring dari tradisi yang dilakukan pada zaman yang lalu. Sumbernya itu sudah terjadi sejak periode kekuasaan, di mana pada waktu itu Pak Prabowo menjadi bagian dari kekuasaan orde baru," ucap juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Ahmad Basarah.

Hal itu pun disanggah Ketua DPP Partai Berkarya Badaruddin Andi Picunang, yang menempatkan sosok Soeharto sebagai tokoh ideologi partainya.

"Bahwa korupsi sudah ada sejak jaman Hindia Belanda, maka julukan Bapak Korupsi tidak pantas dialamatkan pada HM Soeharto Presiden RI ke-2 yang punya jasa membangun bangsa ini. Beliau tidak pernah mengajarkan korupsi, justru sebaliknya di jaman beliau jarang ada korupsi seperti saat ini," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.