Sukses

Top 3 News: Ini 6 Temuan KNKT Sebelum Lion Air Terbang ke Pangkalpinang

Top 3 News, dalam penerbangan tujuan Tianjin Binhai ke Manado, Lion Air PK-LQP tidak bisa menampilkan kecepatan dan ketinggian terbang.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 News, beberapa fakta mencengangkan diungkap Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terkait jatuhnya Lion Air PK-LQP yang membawa 189 penumpang di perairan Tanjung Karawang, Selasa, 29 Oktober 2018.

Ada pun temuan tersebut ditemukan sebelum pesawat pabrikan Boeing itu tinggal landas dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pangkalpinang.

Tercatat ada enam masalah yang dialami Lion Air saat melakukan penerbangan sebelumnya. Dalam penerbangan tujuan Tianjin Binhai ke Manado, Lion Air PK-LQP tidak bisa menampilkan kecepatan dan ketinggian terbang.

Temuan lainnya, KNKT menyebut Lion Air dengan rute Jakarta-Pangkalpinang sudah tak layak terbang sejak menempuh perjalanan dari Denpasar-Jakarta.

Sementara itu, kritikan tajam capres nomor urut 2, Prabowo Subianto soal impor dan utang di Indonesia mendapat tanggapan dari sejumlah pihak.

Dalam safari politiknya belum lama ini, mantan Danjen Kopassu itu berjanji tak impor jika terpilih menjadi Presiden di 2019. 

Janji Prabowo tersebut ditanggapi oleh Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri. Menurutnya, keinginan Prabowo menolak impor merupakan sesuatu yang tidak masuk akal. 

Berikut berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Rabu, 28 November 2018:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. KNKT: Lion Air PK-LQP Alami 6 Kali Gangguan

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap temuan awal investigasi jatuhnya Lion Air PK-LQP. Ketua Subkomite Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo menggarisbawahi persoalan dalam data perawatan pesawat.

"Tercatat ada enam masalah gangguan yang tercatat di pesawat ini, yaitu terkait dengan airspeed altitude flight sebelah kiri tiga kali, speed trim fail dan max trim fail dua kali, indicatetd altitude satu kali, ini yang tercatat di buku catatan pesawat," kata Nurcahyo di kantornya saat konferensi pers soal kecelakaan penerbangan Pesawat Lion Air PK-LQP, Rabu (28/11/2018).

Masalah tersebut, kata dia, terjadi sejak 26 Oktober 2018. Dalam penerbangan tujuan Tianjin Binhai ke Manado terdapat dua masalah di Lion Air PK-LQP. Pesawat tidak bisa menampilkan kecepatan terbang dan ketinggian terbang.

 

Selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. Ekonom: Apa Prabowo Tak Tahu Bahan Bajunya Impor?

Calon presiden nomor 02, Prabowo Subianto tak henti mengkritisi berbagai persoalan ekonomi pada pemerintahan Jokowi-JK. Terbaru, Prabowo dengan lantang menyinggung soal impor dan utang di Indonesia.

Mantan Danjen Kopassus itu berjanji tak akan melakukan impor jika terpilih menjadi Presiden di 2019. Dia mengatakan, Indonesia harus menjadi negara berdikari.

Hal ini pun mendapat tanggapan dari sejumlah pihak. Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri.

"Masa ngomong gitu, apa dia enggak tahu bajunya itu juga kapasnya diimpor. Mau telanjang kita? Atau merajut seperti Mahatma Ghandi? Habis waktu kita buat merajut sekian banyak. Jadi enggak masuk akallah," ujarnya di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (28/11).

 

Selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. 5 Temuan KNKT Jatuhnya Lion Air PK-LQP di Karawang

Sebelum Lion Air terbang membawa 189 penumpang dan akhirnya jatuh di perairan Karawang, dalam uji terbang sejumlah pilot Boeing menemukan sejumlah masalah.

Dilansir dari Antara, mereka menemukan pesawat sulit untuk ditangani ketika kecepatannya turun ke titik yang memicu bahaya kegagalan aerodinamis. Kedua, pesawat pabrikan Boeing ini juga sempat kehilangan kontrol.

Untuk mengurangi masalah tersebut, Boeing memperkenalkan sistem baru untuk kontrol penerbangan, sebuah sistem yang disebut Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS).

 

Selengkapnya...

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.