Sukses

4 Jurus Dahnil Hadapi Kasus Dugaan Korupsi Dana Kemah

Dahnil yang kini menjadi Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019 akhirnya memberikan penjelasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Dahnil Anzar Simanjuntak dipanggil aparat kepolisian pada Jumat, 23 November 2018. Dahnil dipanggil dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah.

Pemeriksaan Dahnil terkait dugaan penyimpangan anggaran kegiatan kemah dan apel Pemuda Islam Indonesia yang dilaksanakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI tahun anggaran 2017. Dahnil tak sendiri. Ketua panitia acara kemah pemuda, Ahmad Fanani juga turut dipanggil.

Tak tinggal diam, Dahnil pun menjelaskan soal pemanggilan dirinya oleh pihak kepolisian. Dahnil yang kini menjadi Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019 mengungkapkan ihwal mula acara itu digelar.

Yang aneh, lanjut dia, hanya Pemuda Muhammadiyah saja yang diperiksa terkait kegiatan tersebut. Padahal, dalam acara itu juga turut serta dari ormas GP Ansor.

"Yang jelas ini kegiatan yang diinisiasi oleh Kemenpora yang melibatkan Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor. Tapi anehnya cuma kami (Dahnil dan Fanani) yang diperiksa dan dicari-cari," kata Dahnil usai menjalani pemeriksaan sementara di Gedung Ditkrimsus Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat 23 November 2018.

Namun begitu, Dahnil menegaskan akan mengikuti proses hukum tersebut. Berikut empat jurus Dahnil dalam menghadapi kasus ini, yang dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Beri Penjelasan

Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar menjelaskan, soal dirinya yang diperiksa oleh Penyidik Ditkrimsus Polda Metro Jaya, Jumat, 23 November 2018. Dia diperiksa terkait dugaan penyimpangan anggaran kegiatan kemah dan apel Pemuda Islam Indonesia yang dilaksanakan oleh Kemenpora RI tahun anggaran 2017.

Awalnya, pada September 2017 lalu ia dipanggil oleh Menpora Imam Nahrawi. Dirinya bersama Ketua Umum GP Ansor Gus Yaqut diundang untuk mendiskusikan sejumlah hal mengenai kondisi kebangsaan terkini kala itu.

"Kemudian kami berdiskusi di situ. Pak Menpora prinsipnya menyampaikan kekhawatiran beliau terkait dengan potensi konflik horizontal yang semakin meluas karena isu Anti-Pancasila, ada isu anti toleransi, kemudian ada tudingan pemerintah Pak Jokowi anti Islam," kata Dahnil di Polda Metro Jaya,Jakarta, Jumat, 23 November 2018 malam.

Saat itu, Imam meminta saran kepada Dahnil dan Gus Yaqut untuk membuat situasi lebih kondusif lagi. Imam meminta agar dibuat suatu kegiatan yang bisa dilakukan bersama antara Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor.

"Salah satu upaya yang ingin beliau lakuka mempersatukan secara simbolik antara GP Ansor dengan Pemuda Muhammadiyah, maka Pak Imam menawarkan dan mengajak bisa enggak, bikin kegiatan bersama yang difasilitasi oleh Menpora melibatkan GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah," ujar dia Dahnil Anzar.

Namun, Dahnil saat itu tak langsung memberikan jawaban secara langsung. Karena Dahnil harus mendiskusikan hal itu terlebih dahulu kepada PP Pemuda Muhammadiyah dan PP Muhammadiyah.

Pemuda Muhammadiyah kemudian menggelar rapat dan menunjuk Ahmad Fanani sebagai ketua dalam kegiatan tersebut. Pemuda Muhammadiyah juga mengusulkan kegiatan yang akan digelar bersama bernama pengajian akbar GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah.

Namun, pada akhirnya kegiatan itu ternyata dinamai oleh Kemenpora RI sebagai apel dan kemah pemuda Islam di Prambanan. Dan saat itulah Pemuda Muhammadiyah juga diberikan anggaran Rp 2 miliar untuk memobilisasi peserta oleh Kemenpora RI.

 

3 dari 5 halaman

2. Kembalikan Uang Rp 2 Miliar

Kasubdit Tipidkor Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Bhakti Suhendarwan menyebut, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak telah mengembalikan uang sejumlah Rp 2 miliar.

Ketua panitia acara kemah dan apel Pemuda Islam Indonesia, Ahmad Fanani pun menjelaskan soal pengembalian uang tersebut. Dia menyatakan, kasus ini seakan-akan mau melegitimasi gerakan Pemuda Muhammadiyah selama ini yang konsen melawan korupsi. Padahal pihaknya tak melakukan penyelewengan apa-apa.

"Ini soal harga diri yang selama ini kami perjuangkan untuk gerakan PP Muhammadiyah melawan korupsi. Lalu, hari ini seolah-olah gerakan itu dilegitimasi dengan tuduhan bahwa Pemuda Muhammadiyah hari ini korupsi, menurut kami ini adalah harga diri. Maka kami kembalikan duitnya, saya transfer ke Kemenpora," kata Fanani usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat, 23 November 2018.

Fanani mengatakan untuk menggelar acara seperti yang diinginkan Kemenpora, Fanani meyakini Pemuda Muhammadiyah mampu tanpa harus menggunakan anggaran dari pemerintah.

"Karena dari awal kami sudah sampaikan kami tidak pernah menginisiasi acara tersebut. Keluarga Muhammadiyah Insyaallah saat ini cukup mandiri kok. Fasilitas, pendidikan, usaha, rumah sakit, itu mandiri," tegas dia.

Selain karena harga diri, pengembalian uang Rp 2 miliar tersebut juga karena MoU antara pihaknya dengan Kemenpora yang menurutnya dinilai sama sekali berbeda.

"Surat yang kami sampaikan ke Kemenpora, hubungan dengan evaluasi Kemenpora, kegiatan terkhusus kegiatan kemah dan apel pemuda itu dengan tema pemuda hebat jaga bumi yang dilaksanakan tanggal 16-17 Desember di Prambanan, Sleman, Yogyakarta," ujarnya.

 

4 dari 5 halaman

3. Disarankan Cari Pelapor

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Imam Nahrawi terkejut kegiatan Kemah dan Apel Pemuda Islam Indonesia 2017 dipermasalahkan penggunaan anggarannya.

Ketua Umum Pemuda Muhammaddiyah Dahnil Anzar dan Ketua Pelaksana Acara Fanani diperiksa Polda Metro Jaya karena masalah itu.

"Tentu saya sangat terkejut sebab selama ini tidak menemukan adanya permasalahan pada kegiatan yang digelar tahun lalu," ujar Imam.

Ia menegaskan kegiatan kemah dan apel yang dipersoalkan polisi itu merupakan inisiasinya. Tujuannya, menurut dia, untuk menguatkan silaturahmi dan ukhuwah islamiah antara Pemuda Muhammadiyah dan Gerakan Pemuda Ansor.

Ia menyatakan, momentum tersebut adalah persitiwa bersejarah. Pesertanya 20.000-an orang dengan pelaksanaan yang sukses dan dihadiri Presiden Jokowi.

Kemudian, Imam menyarankan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak untuk mencari tahu siapa pelapor kasus tersebut.

"Saya sudah bertemu dengan Mas Dahnil dan saya sarankan cari tahu siapa yang melapor agar jelas permasalahannya, termasuk membongkar apa motifnya," kata Imam.

Jika nanti permasalahannya merupakan soal internal, dia sangat menyayangkan karena dampaknya sangat besar. Terlebih dikhawatirkan mencederai semangat dua kekuatan pemuda, yaitu GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah.

"Jangan sampai merusak sesuatu yang bersejarah sebab pada acara itu dua kekuatan ormas Islam bersatu. Semangat kami adalah silaturahmi dan mempererat ukhuwah islamiah," ucap Imam.

Dia juga mengaku tidak akan lelah untuk melakukan kegiatan yang bertujuan memperkuat persaudaraan, khususnya antarpemuda bangsa Indonesia. "Apa pun hambatannya, selagi kegiatan itu memperkuat persaudaraan maka tetap akan dilakukan," ujarnya.

Imam Nahrawi juga berharap Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor menginformasikan kepada masyarakat untuk menguatkan kembali momentum bersejarah tersebut agar tidak terusik dengan soal-soal seperti yang sekarang terjadi.

"Saya berharap Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor menggelar jumpa pers agar masyarakat tahu. Sekali lagi, kegiatan ini adalah inisiatif saya, Imam Nahrawi, yang bertujuan dimulainya ukhuwah islamiah antara Banser dan Kokam. Akan tetapi, tentang anggaran memang tidak terlalu paham secara mendetail," tegasnya.

 

5 dari 5 halaman

4. Istri Dahnil Geram

 

Istri Dahnil, Heni Novitasari geram dengan munculnya sejumlah fitnah usai suaminya diperiksa polisi. Dalam laman Facebook-nya, Heni menegaskan tidak ada uang sepeser pun yang dikorupsi Dahnil selama memimpin Pemuda Muhammadiyah.

"Suami saya sangat menjaga saya istrinya dan anak2nya untuk tidak makan dari uang2 yang diberikan atas nama pemuda Muhammadiyah," tulis Heni, dikutip Liputan6.com, Minggu 25 November 2018.

Ia juga menjelaskan, uang Rp 2 miliar yang diberikan Kemenpora kepada Pemuda Muhammadiyah tidak masuk ke rekening pribadi Dahnil Anzar.

"Dan 2M yang diberikan ke Pemuda Muhammadiyah itu masuk ke rekening Pemuda Muhammadiyah, Ya ke rekening Pemuda Muhammadiyah, bukan ke rekening Dahnil Anzar, Ahmad Fanani dll. Saya ulang ya masuk Ke Rekening Pemuda Muhammadiyah. Dan dana 2M itu feur digunakan untuk membiayai saat acara tersebut," jelasnya.

Heni pun menantang siapa saja yang menyebarkan fitnah suaminya telah melakukan korupsi dana kemah untuk membuktikannya di pengadilan.

"Saya Heni Novitasari menantang siapa pun kalian yang telah membuat status, berkomentar yang menyebar fitnah untuk ngopi romantis di meja hijau silakan kalian tunjukan bukti2nya," ungkap Heni.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.