Sukses

Eko Ristanto, Eks Polisi yang Teror Pos Lantas Lamongan Jaringan JAD Jatim

Eko Ristanto diketahui mulai terpapar radikalisme setelah menjalani masa tahanan di salah satu lapas.

Liputan6.com, Jakarta Sosok Eko Ristanto, peneror pos polisi lalu lintas di Wisata Bahari Lamongan (WBL), Paciran, Lamongan, Jawa Timur mulai terungkap. Pria 35 tahun itu merupakan pecatan anggota Polri yang kini bergabung dengan kelompok teroris jaringan Jamaah Anshar Daulah (JAD) Jawa Timur.

Polri menyatakan pelaku pelemparan batu Pos Lantas WBL merupakan anggota JAD. Salah satu pelaku bernama Eko Ristanto diketahui mulai terpapar radikalisme setelah menjalani masa tahanan di salah satu lapas.

"Iya (jaringan JAD). Dia dipercaya karena dia kan mantan polisi. Dia berhubungan dengan napiter (narapidana kasus terorisme) di lapas. Dia diajarin lagi dari napiter di lapas," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis (22/11/2018).

Dedi mengatakan, Eko terus berhubungan dengan sejumlah napiter selepas dia bebas menjalani hukuman di penjara. Selain menjenguk para napiter ke lapas, Eko juga menggunakan media sosial untuk tetap berkomunikasi dengan kelompok teroris.

Terkait penyerangan Pos Lantas WBL, menurut Dedi, pelaku mengaku aksi itu merupakan inisiatifnya sendiri. Meski bermotif sakit hati, aksi penyerangan itu juga dilatarbelakangi oleh maksud berjihad sesuai pemahamannya.

"Inisiatif dia sendiri tapi terinspirasi jihad yang dilakukan tidak harus menunggu punya bom, senjata, atau punya parang yang lancip. Tapi cukup dengan alat apa saja yang dimiliki bisa menyerang," ucapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dangkal Ilmu

Pascamenghirup udara bebas, Eko kerap mengunjungi empat napiter di beberapa lapas yang berbeda. Kunjungan itu dilakukan untuk mempertebal keyakinan dirinya terhadap paham radikal yang ia pelajari.

Lebih lanjut, jenderal bintang satu itu menjelaskan, ajaran radikal yang diterima Eko masih sangat dangkal. Teror di pos lalu lintas WBL Lamongan itu diketahui sebagai aksi perdananya setelah terpapar paham radikal.

"Dia kan orang baru. Palagannya (kampuan jihadnya) belum teruji istilahnya. Teruji palagannya itu saat menyerang dan ketangkap kemarin," kata Dedi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.