Sukses

Kapan DVI Gunakan Sidik Jari atau DNA Identifikasi Korban Lion Air?

Komandan Tim DVI Kombes Lisda Cancer menjelaskan, proses identifikasi menggunakan dua metode yakni primer dan sekunder.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Disaster Victim Identification (DVI) berhasil mengindentifikasi 51 penumpang Lion Air PK-LQP yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang.

Komandan Tim DVI Kombes Lisda Cancer menjelaskan, proses identifikasi menggunakan dua metode yakni primer dan sekunder.

Metode Primer menggunakan sidik jari, gigi, dan DNA korban. Sedangkan, metode sekunder memakai rekam medis atau properti korban Lion Air.

Lisda menerangkan, sidik jari atau gigi bisa digunakan apabila part of body atau bagian tubuh yang diserahkan ke Tim DVI mengandung sidik jari atau terdapat bagian gigi, terutama rahang atas atau bawah. Jika tidak ada keduanya, tim dokter terpaksa menggunakan DNA.

"Pokoknya kami menggunakan DNA apabila bagian-bagian tidak memberikan informasi yang lain selain DNA. Tapi kalau ada sidik jari kami akan pakai sidik jari," kata Lisda kepada Liputan6.com, Rabu (7/11/2018).

Kemudian, hasilnya akan diperkuat dengan data sekunder yakni rekam medis atau properti milik korban.

"Data medis akan membantu kami mempercepat proses identifikasi," ujar dia.

Berapa lama prosesnya?

Metode sekunder menggunakan sidik jari tidak memakan waktu yang lama dibandingkan DNA.

Lisda menjelaskan, sidik jari jauh lebih cepat lantaran Tim Inafis telah terlatih untuk hal ini. Dia memperkirakan, sidik jari hanya memerlukan waktu kurang dari sehari. Itu akan lebih cepat apabila semasa hidupnya korban pernah rekam sidik jari di e-KTP.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

4 Hari

"Kalau sudah terkoneksi dengan database berapa menit sudah selesai. Jadi jika kondisi jenazah bagus dan sudah rekam sidik jari di e-KTP akan lebih cepat," ujar dia.

Berbeda dengan pemeriksaan memakai DNA yang memakan waktu lebih lama. Paling cepat waktunya empat hari sejak jenazah diterima.

"Begitu kantong jenazah datang akan dikirim ke instalansi forensik. di sana diperiksa dulu bagian tubuh yang diterima. Nanti dimasukan ke dalam mesin. Kemudian keluar profil DNA. Begitu juga sampel ante mortem dimasukin mesin keluar porfil DNA," tutur dia.

"Ini yang dicocokin. Ante mortem sekian itu siapa cocoknya dengan post mortem berapa. Di sini yang sedikit agak lama," tutup dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.