Sukses

Korban Banjir Bandang dan Longsor Tasikmalaya Sulit Capai Posko Logistik

Sejumlah warga berinisiatif berjalan kaki menuju posko logistik terdekat untuk mengambil bantuan makanan.

Fokus, Tasikmalaya - Longsor dan banjir bandang yang memutus akses jalan membuat warga di Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, masih terisolasi. 

Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Kamis (8/11/2018), bencana longsor yang terjadi di Desa Bojongsari, Kecamatan Culamega, membuat pemerintah daerah kesulitan menyalurkan bantuan. Akses jalan menuju lokasi bencana masih tertutup material longsor. Kendaraan pun belum bisa melintas untuk mencapai para korban.

Sejumlah warga berinisiatif berjalan kaki menuju posko logistik terdekat untuk mengambil bantuan makanan.

Ketika bantuan datang, para korban longsor di Desa Bojongsariyang kini tinggal di tempat aman cukup antusias. Data sementara Pemerintah Daerah Tasikmalaya ada 1.200 warga di Kecamatan Culamega yang terdampak parah banjir bandang dan longsor.

Akses pendidikan, kesehatan hingga ekonomi warga putus total setelah jalan tertutup longsor hingga amblas.

Sementara, akibat terdesak kebutuhan untuk bisa mengakses ke pusat kecamatan, warga terdampak banjir bandang yang terisolasi selama dua hari di Kecamatan Cipatujah mengaktifkan kembali jembatan gantung sepanjang 100 meter di atas Sungai Ciandum yang lama ditinggalkan. Mereka tak bisa menggunakan jembatan utama Cipatujah yang ambruk diterjang banjir bandang.

Meski berisiko bagi keselamatan jiwa karena kondisi besinya yang mulai berkarat dan sudah sekitar 12 tahun tak digunakan, namun warga terpaksa menggunakanya agar bisa beraktivitas.

Jembatan ini kini juga dipakai motor untuk melintas tetapi diatur penggunaannya. Ada pula warga yang meminta bantuan warga lain untuk menyeberangkan motornya karena khawatir jembatan tidak kuat.

Pascabanjir bandang, warga Desa Bantarkalong, Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis pagi, mulai membersihkan rumahnya dari rendaman lumpur. Sedangkan, sebagian warga masih mengungsi dan tetap mengevakuasi barang ke tempat aman, karena khawatir terjadi banjir susulan. (Muhammad Gustirha Yunas)