Sukses

Keharuan Keluarga Korban Pesawat Lion Air di Atas KRI Banjarmasin

Semua keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air berdoa bersama di Tanjung Karawang.

Liputan6.com, Jakarta - Semua keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air berdoa bersama di Tanjung Karawang. Psikolog pun disiagakan untuk mendampingi para keluarga korban ketika proses doa bersama dimulai. Lantunan doa-doa dari berbagai pemuka agama pun mulai mengisi ruangan atas kapal.

Tak menunggu lama, tetesan air mata mulai terlihat dari para keluarga dan sahabat. Sambil mengusap menggunakan tisue, beberapa dari mereka memilih duduk dan tetap memanjatkan doa.

Beberapa psikolog langsung mendekati keluarga yang tidak dapat membendung kesedihan. Tangannya mengelus pundak dan punggung untuk menguatkan keluarga yang ditinggalkan. Beberapa keluarga juga tampak saling berpelukan satu sama lainnya.

Usai memanjatkan doa bersama, tim gabungan mengajak pihak keluarga, sahabat dan tamu undangan untuk melihat secara langsung lokasi jatuhnya pesawat. Teriknya matahari tak menyurutkan mereka untuk lihat langsung dari dek KRI Banjarmasin.

Seluruh pihak mengisi secara keseluruhan bagian yang kosong di dek kapal. Mereka langsung mendekat di pagar pembatas kapal. Beberapa pihak dari TNI AL langsung menyiapkan payung untuk keluarga korban Lion Air.

Ini menjadi momentum mengharukan bagi para keluarga korban. Tangisan, rintihan bahkan teriakan keluarga mewarnai momentum peninjauan langsung lokasi jatuhnya pesawat. Bahkan beberapa diantaranya terlihat pingsan lantaran tak kuat melihat lokasi kejadian.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saling Menguatkan

Sambil memegang pagar kapal, mereka menatap jauh hamparan lautan. Lantunan doa-doa mulai dipanjatkan oleh mereka. Untuk saling menguatkan, mereka saling berpelukan satu sama lain.

"Allah Akbar, Allah Akbar. Kuat bu, kuat," kata salah satu keluarga korban di KRI Banjarmasin, Selasa (6/11/2018).

Ketika tabur bunga berlangsung, tampak beberapa keluarga berdoa terlebih dahulu. Mereka menunduk dan menebarkan bunga dari pagar kapal.

Tim kesehatan dan psikolog langsung sigap mendampingi keluarga korban untuk dipapah menuju ruangan sebelumnya. Selesai itu, para keluarga kembali ke ruangan dan KRI Banjarmasin bertolak kembali ke Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Pantauan Liputan6.com terdapat empat keluarga pingsan dan ditandu oleh tim kesehatan. Tabung oksigen pun juga disediakan untuk membantu para keluarga korban.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.