Sukses

Sutopo Beber Video Likuefaksi Tanah di Palu, Rumah dan Bangunan Terseret

Gambar diambil dari hasil rekaman citra Satelit WorldView resolusi pixel 0.5 meter.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho membeber video proses likuefaksi tanah di Kota Palu.  

Dalam video berdurasi 12 detik yang diunggap Sutopo di akun Twitter-nya tersebut, terlihat bagaimana rumah dan bangunan terseret oleh lumpur yang muncul akibat gempa dan menenggelamkannya.

Gambar diambil dari hasil rekaman citra Satelit WorldView resolusi pixel 0.5 meter.

"Tim SAR terus bekerja melakukan evakuasi di daerah ini. Korban terus ditemukan," tulis Sutopo di akun Twitter-nya, Jumat 5 Oktober 2018 malam.

Sutopo menyatakan, sampai saat ini sudah terjadi 450 kali gempa susulan pascagempa 7,4 per 6 Oktober 2018.

Frekuensi gempa semakin menurun intensitas. "Semoga benar-benar meluruh dan normal kembali. Masyarakat diimbau tetap tenang," ujar Sutopo.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Imbau Tenang

Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, gempa susulan yang masih terjadi saat ini merupakan hal yang biasa. Hal itu karena lempengan bumi yang awalnya saling berbenturan dan mengakibatkan gempa itu sedang mencari keseimbangan kembali.

"Jadi tidak perlu khawatir. Ini akan terus menurun (kekuatan gempanya)," ungkapnya.

Dalam peristiwa gempa disertai tsunami yang terjadi pada Jumat 28 September 2018 sore memakan korban WNA asal Korea Selatan. Jenazahnya ditemukan di bawah reruntuhan Hotel Roa-Roa.

Setelah diketahui dan diidentifikasi, korban gempa dan tsunami Palu tersebut merupakan atlet paralayang yang hendak mengikuti perlombaan Cross Country Paralayang 2018 di Palu.

"Warga Korea Selatan ditemukan laki-laki, atlet paralayang," ujarnya.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.