Sukses

Dilaporkan Neno Warisman Cs ke Komnas HAM, Ini Tanggapan Polri

Neno Warisman sebagai salah satu deklarator gerakan tagar 2019 ganti presiden melaporkan Polri kepada Komnas HAM pada Selasa 25 September 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Neno Warisman sebagai salah satu deklarator gerakan #2019GantiPresiden melaporkan Polri kepada Komnas HAM pada Selasa 25 September 2018. Laporan dilayangkan terkait dugaan persekusi yang dilakukan aparat pada kegiatan deklarasi 2019 ganti presiden di sejumlah daerah.

Menanggapi ini, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menegaskan, Polri tidak mempermasalakan pelaporan tersebut. Polri masih menunggu sikap dari Komnas HAM.

"Untuk laporan setiap warga negara, kita menganut asas hukum kita, setiap warga negara memiliki hak yang sama di muka hukum. Jadi siapa saja warga negara yang merasa dirugikan, baik oleh perorangan ataupun kelompok, silakan gunakan haknya untuk melaporkan," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (27/9/2018).

Menurut dia, pelaporan ini adalah hak dari Neno Warisman sebagai warga negara Indonesia. "Silakan saja, Indonesia kan negara hukum. Seluruh warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum," ujar Dedi.

Aktivis gerakan #2019GantiPresiden termasuk Neno Warisman melaporkan Polri ke Komnas HAM atas sejumlah tindakan persekusi dan intimidasi saat ingin menggelar deklarasi. Persekusi tersebut terjadi di sejumlah daerah. Mulai dari Batam, Riau, Samarinda, Surabaya, Tangerang, dan Bekasi.

Disebutkan dalam laporan, beberapa oknum polisi yang terlibat dalam pembubaran deklarasi #2019GantiPresiden. Seperti Kapolsek Bubutan AKP Haryanto, Wakasat Intel Polres Pekanbaru AKP Sumirat, Kasat Intelkam Polres Metro Bekasi AKBP Yuli Haryudo, dan Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Alexander Yurikho.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tetap Berkibar

Wakil Ketua Tim Sukses Prabowo-Sandiaga, Neno Warisman, menyatakan tagar #2019GantiPresiden tetap berkibar, meski para calon presiden yang ikut berkompetisi di Pilpres 2019 telah ditetapkan oleh KPU.

"Tetap ganti presiden (tidak ada perubahan hastag)," kata Neno Warisman di Gedung KPU RI, Jumat (21/9/2018).

Adapun dua pasangan capres dan cawapres telah mengambil nomor urut di KPU. Pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin mendapat nomor urut 1, sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga mendapat nomor urut 2.

Sementara Neno telah direkrut menjadi Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo-Sandiaga.

Menurut Neno, gerakan #2019GantiPresiden tidak akan berubah namanya, merujuk pada hasil rembukan para pimpinan partai di koalisi Prabowo-Sandiaga yang dinamai Koalisi Indonesia Adil dan Makmur.

"Tidak ganti. Semua prtai koalisi waktu pertemuan terakhir di Kertanegara, semuanya tidak menginginkan hashtag ganti presiden berubah. Ganti presiden tetap ganti presiden," ujar Neno Warisman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.