Sukses

Mulai Oktober, Polda Metro Simulasi Penerapan Tilang Elektronik

Selama masa simulasi tilang elektronik, pelanggar lalu lintas tidak akan diblokir STNK-nya, hanya dikirimkan peringatan.

Liputan6.com, Jakarta - Mulai Oktober mendatang, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mulai melakukan simulasi penerapan Tilang Elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcment (ETLE).

Melalui sistem ini, pelanggar lalu lintas akan terekam di kamera pengintai alias CCTV, di capture, lalu surat penilangan dikirim ke rumah.

Namun selama masa simulasi Tilang Elektronik, pelanggar lalu lintas tidak akan diblokir STNK-nya, hanya dikirimkan peringatan.

Tapi jika sistem ini telah berlaku, pelanggar lalu lintas akan ditindak dengan memblokir STNK mereka. Tindakan ini diterapkan jika pelanggar tak membayar denda atas kesalahannya.

"Soal pemblokiran STNK terkait pelanggaran maupun tindak pidana, apakah itu kecelakaan maupun tindak pidana kendaraan bermotor itu sudah diatur, boleh diblokir," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Yusuf di Blok M, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2018).

Dengan adanya tilang elektronik (ETLE), Yusup berharap pengendara berhati-hati dan mengubah perilaku buruk saat berkendara. Karena semua aksi mereka di jalan akan direkam oleh kamera.

"Dengan adanya sistem  (Tilang Elektronik) yang canggih dan bagus, kebiasaan-kebiasaan yang tidak bagus akan berubah sendiri karena ada sistem. Yang mengawasi mereka bukan manusia lagi, tapi sistem," pungkas Yusuf.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fokus Pada Pelat B

 

Saat ini Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya telah memasang satu unit CCTV untuk Tilang Elektronik di Persimpangan Patung Kuda, Sudirman-MH Thamrin. Rencananya, CCTV itu akan ditambah dan polisi mulai melakukan sosialisasi pada Oktober mendatang.

Yusuf mengatakan, pada awal penerapan nanti pihaknya hanya fokus pada kendaraan Jakarta alias berpelat B. Meskipun demikian, Yusuf menegaskan, dirinya tetap menugaskan anggotanya di lapangan untuk melihat penilangan secara manual.

"Kita kan fokus pelat B dulu, sedikit dulu, prioritas dulu. Tapi di luar pelat B, konsekuensi hukum ada, kan ada anggota juga yang di jalan, melakukan tilang manual," kata Yusuf.

Dia menambahkan, saat ini sistem tersebut baru ada di Jakarta. Diharapkan beberapa bulan ke depan akan mencakup di seluruh Indonesia.

Dalam pelaksanaan sistem ETLE, Yusuf mengaku cukup memiliki personel. Sehingga, belum ada wacana untuk menambah personel di lapangan.

Dengan penerapan Tilang Elektronik, Yusuf berharap proses pembayaran tilang menjadi lebih mudah. Dia juga berharap semua bank mau diajak kerjasama dalam mempermudah dan menyukseskan sistem ETLE ini.

Reporter: Ronald

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.